Kisah Priyadi Ketika Gempa Guncang Banjarnegara: Semuanya Hancur Hanya Dalam 1 Detik
Suara gemuruh, kegaduhan, dan ketakutan pascagempa Banjarnegara tak bakal bisa dilupakan Priyadi.
Editor: Adi Suhendi
"Rumah saya sudah hancur semuanya. Semoga Allah memudahkan lagi usaha keluarga saya untuk bikin rumah lagi. Saya hanya petani buruh, kadang juga buruh bangunan,” kata Priyadi lirih.
Ia menutup cerita dengan kenangan tentang rumahnya, rumah milik sendiri yang berhasil ia bangun dengan keringatnya sendiri, beberapa bulan lalu.
"Saya baru selesai bangun rumah ini tiga bulan lalu. Sekarang semuanya habis hancur hanya dalam 1 detik. Lemari, televisi, meja, semua di dalam rumah roboh tidak ada yang bisa digunakan lagi,” ujarnya sembari terduduk pilu di depan tenda terpal pengungsian yang kini jadi rumahnya untuk sementara.
Giyanto, seorang tim Emergency Response ACT menjelaskan, kondisi tenda-tenda pengungsian tak bisa dibilang layak.
Alasannya banyak orang berdesakan dalam satu tenda kecil.
"Ndak normal itu banyak keluarga dalam satu tenda bertumpuk-tumpuk. Kalau malam semua tidur tidak beraturan. Kalau hujan, basah masuk ke dalam tenda pengungsian,” ujar Giyanto dalam keterangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.