Setya Novanto dan Keluarga Sempat Tidak Nafsu Makan Usai Mendengar Vonis Hakim
"Iya lah. Saya stres sekali mengingat vonis saya. Saya sempat tidak makan tenang seharian,"
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terdakwa kasus korupsi KTP Elektronik, Setya Novanto mengaku tidak dapat makan secara teratur setelah menerima vonis 15 tahun penjara dan denda Rp 500 juta yang dijatuhkan majelis hakim.
Setya Novanto menjelaskan sulit makan secara tenang karena terlalu stres memikirkan vonis yang diketok hakim untuknya.
"Iya lah. Saya stres sekali mengingat vonis saya. Saya sempat tidak makan tenang seharian," ucapnya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jumat (27/4/2018).
Baca: Lion Air Ungkap Penyebab Pesawatnya Tergelincir di Bandara Gorontalo
Tidak hanya Setya Novanto, istrinya, Deisti Astriani Tagor juga mengatakan hal serupa.
Dia mengaku enggan menyantap makanan apapun sesampainya di rumah usai mendengarkan vonis.
Kata Deisti, dirinya merasakan apa yang dirasa suaminya.
Bahkan, anggota keluarga termasuk anak-anak masih stres memikirkan hal itu.
Baca: Menjajaki Asal Usul Rumah Tempat Sekretariat Bersama Gerindra-PKS
"Enggak bapak aja. Saya juga, kami sekeluarga juga susah makan," ungkapnya.
Bagi Deisti, vonis selama 15 tahun penjara dan denda Rp 500 juta serta pengembalian uang sebanyak 7,3 juta US dollar, menurut Deisti, keadilan di dunia saat ini tidak terjadi.
Namun begitu, jelas dia, keluarga dan tim kuasa hukum saat ini masih terus berdiskusi mengenai jadi atau tidaknya mereka untuk banding atas putusan itu.
Baca: Pesawat Lion Air Tergelicir di Bandara Jalaluddin Tantu Gorontalo, Ini Penampakannya
"Kami masih diskusi. Masih pikir-pikir dulu sampai sekarang," katanya.
Kondisi suaminya saat ini, sudah lebih baik dibandingkan dua sampai tiga hari lalu setelah penetapan vonis.
Begitu juga dengan pola makannya yang sudah mulai teratur.
Meski sampai hari ini harus tetap menggunakan alat bantu pernapasan untuk mengatasi penyakit kesulitan bernapas saat tidur Novanto.
"Masih setiap hari, itu kan alat bantunya bapak. Kalau tidak pakai itu, bisa meninggal," ujarnya.
Hal serupa juga sempat dijelaskan mantan kuasa hukum Novanto, Frederich Yunadi.
Jelas dia, mantan ketua umum Golkar itu begitu lemah usai mendengarkan vonis.
Tidak banyak aktivitas yang dilakukan Novanto selama di dalam penjara.
Ia begitu prihatin dengan Novanto.
Namun, tidak banyak yang ingin dia bicarakan.
"Saya hanya prihatin dan sedih saja kepada beliau. Saya juga tidak mau dulu bicara banyak dengan beliau," ucapnya.
Sejauh ini, yang dia mengerti, Novanto hanya pasrah kepada Tuhan dan terus beribadah di dalam rutan.
Mantan ketua DPR itu juga menyerahkan semuanya kepada tim kuasa hukum.
"Beliau hanya bisa pasrah kepada Allah dan mengatakan 'nasib saya harus diperlakukan demikian ya?' Kalau saya tergantung dari kuasa hukum beliau," ungkapnya.