Haedar Nashir: Melalui HLC-WMS, Din Syamsuddin Mendiasporakan Islam Tengahan
Din Syamsuddin memperoleh sejumlah penghargaan internasional yang kini juga mengemban tugas penting dari Pemerintah Indonesia sebagai UKP-DKAAP.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir menyambut baik Bogor Message yang antara lain berisi tujuh pesan utama penuh makna dan penting seputar nilai Islam Wasathiyah atau Islam Tengahan sebagai arus utama Islam yang membawa misi damai, toleran, ramah, dan rahmatan lil-‘alamin.
Tujuh pesan luhur berwatak tengahan itu ialah tawasuth (tengahan), i’tidal (adil proporsional), tasamuh (toleransi), syura (musyawarah), islah (membangun dan perdamaian), qudwah (keteladanan utama), dan muwatonah (keberbangsaan).
Menurut Haedar Nashir, melalui forum High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyah (HLC-WMS) yang diselenggarakan oleh Kantor Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerjasama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) di Bogor dan Jakarta pada 1-3 Mei 2018, pesan Bogor memberi suasana optimis dan harapan akan kehadiran Islam dan umat Islam sedunia.
"Yang tujuannya untuk terwujudnya tatanan kehidupan antarumat beragama, antarwarga, antarbangsa, dan antarsesama umat manusia semesta," ujar Haedar Nashir di Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Forum dunia yang dipimpin Prof HM Din Syamsuddin tersebut dan acaranya dibuka oleh Presiden Joko Widodo dihadiri secara luas oleh para ulama, cendekiawan, dan tokoh Islam sedunia.
Di sana dibahas berbagai isu dan pemikiran tentang Islam Wasathiyah yang sering juga disebut Islam moderat dari aspek konsep sampai implementasinya melibatkan banyak pihak dari dalam maupun luar negeri.
"Melalui forum internasional itu terbuka peluang Islam Wasathiyah untuk terus menyuarakan dan mewujudkan Islam moderat secara nyata dan luas, baik dalam konteks lokal dan nasional maupun di kancah global," ujar Haedar Nashir.
Menurut dia, dalam konteks pesan-pesan Islam Wasathiyah tersebut peran Prof HM Din Syamsuddin sebagai penggagas dan pemimpin HLC-WMS sangatlah penting dalam menyambung matarantai dialog antaragama dan antar peradaban yang selama ini telah dirintis lebih dari satu dekade di kancah global maupun nasional melalui WPF (World Peace Forum) dan WCRP (World Conference on Religion for Peace).
"Di mana beliau menjadi tokoh utamanya," kata Haedar Nashir.
Melalui CDCC, Din Syamsuddin yang merupakan tokoh Muhammadiyah alumni Gontor, Ciputat, dan Chicago itu terus menyuarakan dan mendialogkan isu-isu Islam dan pesan agama yang damai, ramah, dan toleran bersama berbagai tokoh dan kelompok linta.
"Kehadirannya tampak sekali menonjol. Prof Din diterima banyak kalangan dan golongan sebagai sosok inisiator dan mediator yang menyuarakan pesan agama berkarakter tengahan untuk semua," ujar Haedar Nashir.
Lebih jauh Haedar Nashir mengatakan melalui HLC-WMS, WPF, WCRP, dan CDCC serta kiprahnya di berbagai forum keagamaan multiaspek Din telah mendiasporakan Islam Wasathiyah menjadi alam pikiran global dan nasional.
"Dengan banyak kiprahnya itu tidak heran Ketua Umum PP Muhammadiyah dua periode serta Ketua Umum MUI Pusat satu periode itu memperoleh sejumlah penghargaan internasional yang kini juga mengemban tugas penting dari Pemerintah Indonesia sebagai UKP-DKAAP," ujar Haedar Nashir.
Menurutnya, di tengah kecemasan publik atas segala bentuk ekstrimisme, radikalisme, dan kekerasan di banyak ranah baik nasional maupun global maka Pesan Bogor 2018 di bawah kepemimpinan HM Din Syamsuddin menjadi sangat penting dan memberi harapan baru bagi masa depan dialog serta tatanan kehidupan damai dan berperadaan mulia.