Menhan: Berdoa kepada Tuhan Agar Diberikan Pemimpin yang Amanah, Bukan Karena Duit
"Cara pilih yang benar ya berdoa sama Tuhan, berikan pemimpin yang benar karena amanah, bukan karena duit," ujar Ryamizard
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun 2018 disebut-sebut sebagai tahun politik karena terdapat dua agenda politik di Indonesia, Pilkada serentak pada 27 Juni 2018 di 171 daerah dan persiapan Pemilu 2019.
Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu menyarakan kepada para pemilih agar berdoa sehingga diberikan pemimpin yang amanah.
Baca: Pemerintah Keluarkan 1,3 Triliun untuk Makan Napi di Lapas
"Cara pilih yang benar ya berdoa sama Tuhan, berikan pemimpin yang benar karena amanah, bukan karena duit," ujar Ryamizard Ryacudu di Markas Komando Pasukan Korps Marinir, Cilandak, Jakarta, Kamis (3/5/2018).
Ryamizard mengatakan, sebagai umat beragama yang taat, perlu Shalat Istikharah agar mendapatkan pemimpin yang Amanah dan melayani rakyatnya.
"Makanya enggak gampang pilih pemimpin yang benar, Kita ikut terkena dampaknya. Kalau di Islam itu ada Solat Istikharah itu meminta pemimpin yang benar," katanya.
Tujuan akhir dari Tahun Politik pada hakekatnya adalah untuk memilih Pemimpin,
Saat memilih pemimpin perlu memiliki Pedoman untuk tidak memilih pemimpin yang memiliki motif duniawi.
Ryamizard mengatakan, sebagai masyarakat perlu mewaspadai bersama situasi yang dapat mempengaruhi stabilitas Keamanan Nasional.
"Kita perlu terus mengamati berbagai perkembangan situasi dengan seksama apabila tidak kita waspadai bersama akan dapat mengimbas serta mempengaruhi stabilitas Keamanan Nasional kita," katanya.
Baca: Mantan Dirjen Hubla Jalani Sidang Pledoi di Pengadilan Tipikor Jakarta
Dalam tahun politik seperti ini,Ryamizard mengingatkan perlunya waspada terhadap beredarnya berita bohong atau haoks yang akan mempengaruhi masyarakat Indonesia.
"Nantinya akan mulai bermunculan serangan serangan Abstrak yang menggangu Kondisi Mental dan Psikologis Masyarakat, rakyat atau konstituen akan dijejali dengan berita-berita palsu, yang dikemas sedemikian rupa, dalam bahasa intelijen, pilkada adalah medan tempur menuju ke pilpres sebagai medan perangnya," katanya.