Rusuh Rutan Mako Brimob, PPP Usul Penjara Super Ketat Bagi Narapidana Terorisme
"Yakni ketat dalam hal yang terkait dengan security dan safety, disamping memperhatikan fakto-faktor health atau kesehatan lingkungan dan tahanannya,
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal PPP Arsul Sani memberikan catatan soal kerusuhan yang dilakukan narapidana terorisme di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat.
Menurut Arsul yang juga duduk di Komisi III DPR RI, agar kejadian serupa tidak terulang maka Rutan atau detention center klasifikasi super ketat (maximum security) harus memenuhi standar seperti yang ada di negara lain.
Baca: Elektabilitas AHY Meningkat, Demokrat Klaim Sebagai Hasil Dari Keliling Daerah
"Yakni ketat dalam hal yang terkait dengan security dan safety, disamping memperhatikan fakto-faktor health atau kesehatan lingkungan dan tahanannya," ujarnya saat dihubungi, Kamis (10/5/2018).
Arsul meminta pemerintah mengevaluasi kebijakan mengenai tempat tahanan bagi para narapidana terorisme.
Ia berharap pemerintah dapat mendirikan Rutan khusus bagi para Napi terorisme untuk menecegah aksi nekat yang dilakukan mereka, seperti yang dilakukan di Rutan Mako Brimob.
Baca: Wiranto Berharap RUU Pemberantasan Tindak Pidana Teroris Segera Disahkan
"Diperlukan karena para tahanan kasus terorisme adalah kelompok manusia khusus dimana pada diri mereka melekat ideologi tertentu yang setiap saat bisa terartikulasikan dalam bentuk tindakan-tindakan nekat tanpa rasa takut atau kekhwatiran yang membahayakan tahanan lain, maupun mereka yang berada di lingkungan komplek tahanan," pungkasnya.
Sebelumnya penyanderaan terhadap petugas yang dilakukan pada narapidana terorisme Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat yang berlangsung sejak Selasa malam, (8/5/2015) berhasil ditanggulangi kepolisian.
155 Napi terorisme menyerahkan diri Kamis pagi (10/5/2018).
Baca: Tiba Dari Yordania, Kapolri Langsung Sambangi Mako Brimob
Petugas kepolisian mengakhiri kerusuhan yang disertai penyanderaan selama dua malam tersebut dengan terlebih dahulu memberikan ultimatum.
Para Napi kemudian menyerahkan diri kepada petugas.
Sekitar 10 tahanan yang masih berkeras melakukan perlawan akhirnya menyerah ketika polisi menyerbu masuk ke dalam rutan.
Baca: Polisi Berjaga di Sepanjang Jalan Depan Mako Brimob, Diduga Kapolri Akan Datang
Kerusuhan di Rutan Mako Brimob itu telah menyebabkan lima petugas kepolisian gugur.
Berdasarkan hasil identifikasi, kelimanya menderita luka di bagian leher dan satu korban mengalami luka tembak di kepala.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.