7 Kengerian Lapas Nusakambangan, Sistem Penjagaan Ketat Hingga Tersebar Hewan Buas
Sebanyak delapan bus yang membawa napi tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah pada pukul 17.20 WIB.
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan di Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, masih menyisakan duka bagi keluarga para korban.
Pasca kejadian ini, para narapidana teroris dari Rumah Tahanan Negara (Rutan) Mako Brimob Depok dipindahkan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Sedikitnya 145 narapidana tindak pidana terorisme telah dipindahkan ke tiga Lapas di Pulau Nusakambangan, Kamis (10/5/2018).
Sebanyak delapan bus yang membawa napi tiba di Dermaga Wijayapura, Cilacap, Jawa Tengah pada pukul 17.20 WIB.
Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Sri Puguh Budi Utami mengatakan, pembinaan dan pengamanan akan diterapkan sesuai dengan standar operasional prosedur yang berlaku.
Pasalnya, lapas di Nusakambangan dinilai paling cocok untuk menampung para napi teroris yang telah membuat kerusuhan di Rutan Cabang Salemba, Mako Brimob Depok itu.
Kemungkinan melarikan diri dari lapas ini snagat kecil karena letaknya yang berada di pulau terpencil di sisi selatan Jawa.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut 7 fakta di balik kengerian penjara Nusakambangan yang bikin napi nggak betah.
1. Tidak ada sinyal seluler
Temuan ponsel di kamar napi Lapas Batu Nusakambangan untuk menyelundupkan 1,2 juta pil ekstasi tahun lalu menjadi penyebab ditiadakannya sinyal seluler di pualalu ini.
Nusakambangan dibuat zero sinyal, blank spot dan tanpa sinyal.
Meskipun begitu, masih ada fasilitas telepon umum bagi napi berkelakuan baik.
Mereka bisa menelepon keluarga intinya, namun dengan pengawasan ketat.
2. Suasana mistis