Pimpinan DPR Minta Polri Berikan Pengamanan Ekstra kepada Napi Teroris
Lima orang polisi dinyatakan tewas sedangkan sejumlah polisi lainnya mengalami luka, termasuk sandera terakhir yang dibebaskan, Bripka Iwan Sarjana.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan mengaku sangat prihatin dan menyampaikan duka cita mendalam bagi anggota Brimob yang gugur dalam kerusuhan di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, pada Selasa (8/5/2018) malam.
Di sisi lain, Taufik mengapresiasi langkah Polri yang bisa menyelesaikan kerusuhan itu, kendati harus jatuh korban.
Untuk itu, ia meminta kepada Porli untuk mengevaluasi sistem pengamanan narapidana teroris.
Menurutnya, Polri bisa memberlakukan pengamanan ekstra maksimum kepada napi teroris.
Baca: Peserta Aksi 115 Perlahan Mulai Tinggalkan Monas
“Jika melihat kerusuhan ini, perlu ada evaluasi khsususnya pengamanan kepada napi teroris. Evaluasi ini khususnya menutup kesempatan agar napi itu merebut senjata aparat yang bertugas, ataus bahkan merakit bom. Ini dalam kaitan di Mako Brimob itu para napi sempat menyandera aparat, dan membuat bom rakitan,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Jumat (11/5/2018).
Waketum DPP PAN itu melihat, napi yang berhasil merebut senjata, menyandera petugas, dan merakit bom, menunjukkan bahwa sistem pengamanan rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua bisa dijebol.
Baca: Pemerintah Ajak Anak Muda Beli Surat Utang Negara
Namun ia juga menilai, harus diselidiki mengenai integritas aparat itu, apakah ada upaya memberikan peluang kepada para napi untuk memasukkan barang-barang yang seharusnya tidak diperbolehkan berada di rutan atau lapas.
“Ini menjadi pertanyaan juga dari mana napi itu memiliki senjata tajam. Apakah barang-barang itu bisa diselundupkan kepada napi, dengan adanya bantuan dari petugas. Hal ini harus diselidiki, dan menjadi pelajaran, agar ke depannya tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Sebelumnya kerusuhan terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, lantaran aksi para narapidana teroris yang melakukan kerusuhan berdarah sejak Selasa malam hingga Kamis pagi kemarin.
Lima orang polisi dinyatakan tewas sedangkan sejumlah polisi lainnya mengalami luka, termasuk sandera terakhir yang dibebaskan, Bripka Iwan Sarjana.
Sementara itu, ada pula seorang korban tewas lainnya yang merupakan narapidana teroris.
Kelima polisi yang tewas sebagian besar merupakan anggota Densus 88 anti teror dan mengalami luka robek cukup dalam, akibat senjata tajam di bagian leher.
Sementara seorang lainnya tewas lantaran mengalami luka tembak di bagian kepala dan dada.
Para napi teroris yang telah membuat rusuh di Mako Brimob pun kini telah dibawa ke Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah dan menempati sel baru pada dua Lapas yang ada di tempat itu.