Aryo Djojohadikusumo: Pendukung Pemerintah atau Oposisi Harus Bersama Perangi Terorisme
"Teroris ini musuh semuanya, mau pendukung atau oposisi pemerintah, semuanya harus bersama memerangi ini," katanya.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Sekretaris Jenderal DPP Gerindra Aryo Djojohadikusumo mengutuk seluruh aksi teroris yang terjadi di Surabaya.
"Saya mengecam aksi teroris ini. Ini tragedi kemanusian, dan tidak dapat dibenarkan dengan alasan apapun," kata Aryo melalui pesan singkat kepada wartawan, Senin (14/5/2018).
Aryo menegaskan teroris merupakan musuh bersama seluruh rakyat Indonesia.
"Teroris ini musuh semuanya, mau pendukung atau oposisi pemerintah, semuanya harus bersama memerangi ini," katanya.
Baca: Puji yang Ajak Anaknya Lakukan Bom Bunuh Diri Sempat Tak Disetujui Menikah, Bagaimana Sosoknya?
Lebih lanjut Aryo mendukung seluruh langkah yang diambil kepolisian dan TNI serta institusi pemerintah lainnya dalam usaha menangkal aksi terorisme.
"Saya dukung penuh langkah kepolisian mengungkap dan menangkap jaringan teroris ini," katanya.
Baca: Bocah SD Pelaku Bom Gereja Punya Cita-cita Mengerikan, Bahkan Tak Mau Ikut Mapel Agama dan PKn
Diberitakan sebelumnya, aksi terorisme terjadi Minggu 13 Mei 2018. 3 gereja di Surabaya diguncang bom dalam waktu yang hampir bersamaan.
Di Gereja Santa Maria Tak Bercela Jalan Ngagel Madya, bom meledak pukul 06.30 WIB, di Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro pukul 07.15 WIB, sementara di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya di Jalan Arjuno pukul 07.53 WIB.
Polda Jatim menyebutkan hingga saat ini korban tewas berjumlah 13 orang. 7 dari masyarakat, 6 merupakan pelaku yang satu keluarga.
Hari ini, aksi teroris kembali terjadi di Polrestabes Surabaya. Bom meledak di pintu masuk uang menyebabkan sejumlah polisi dan warga luka luka.