Jokowi Ingatkan Perbedaan Dalam Pesta Demokrasi Jangan Sampai Merusak Kerukunan
"Marilah kita jaga bersama-sama, marilah kita rawat negara kita tanpa membedakan suku, agama, adat, dan tradisi yang kita miliki," ujar Presiden
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat menghadiri acara penutupan Kongres Luar Biasa Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) di Gedung Sekar Wijayakusuma, Jakarta Timur, Presiden Joko widodo meminta kepada masyarakat agar sama-sama merawat kemajemukan yang ada di Indonesia.
"Marilah kita jaga bersama-sama, marilah kita rawat negara kita tanpa membedakan suku, agama, adat, dan tradisi yang kita miliki," ujar Presiden seperti dikutip Biro Pers Istana Kepresidenan, Senin (14/5/2018).
Baca: Terungkap Alasan Surabaya Jadi Sasaran Teror Bom, Eks Teroris: Bukan Alihkan Sasaran dari Jakarta
Menjelang pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden-wakil presiden, Jokowi berharap agar perbedaan pandangan dalam pesta demokrasi rakyat itu tak sampai menghalangi masyarakat untuk tetap menjaga kerukunan.
Hal inilah yang menurut Presiden merupakan tugas utama bagi partai politik untuk bisa menanamkan dan mencontohkan kedewasaan politik ke masyarakat.
"Ini menjadi tugas partai politik untuk memberikan pelajaran agar dewasa dalam berpolitik, agar etika dan sopan santun kita dalam berpolitik betul-betul kita miliki. Berikan pencerahan kepada masyarakat bahwa kita ini beragam. Berbeda pilihan tidak apa, tetapi setelah mencoblos harus rukun kembali," ucapnya.
Selain itu, di ranah media sosial, Presiden juga berharap agar seluruh elemen masyarakat mampu menahan diri dengan tidak ikut menyebarkan rasa saling curiga, ujaran kebencian, saling menghujat, serta memfitnah.
"Kita harus membawa masyarakat supaya tidak saling curiga dan gampang mengeluarkan kata-kata kebencian. Mestinya mengajak berpikir untuk selalu positif terhadap hal apapun. Berpikir penuh kecintaan terhadap saudara-saudaranya terhadap saudara sebangsa dan se-Tanah Air," tuturnya.
Ia melanjutkan, dalam menjalankan pemerintahan, pihaknya menerima masukan-masukan yang disampaikan masyarakat. Namun, masukan-masukan tersebut semestinya dibarengi dengan solusi konstruktif yang tidak dibungkus dengan celaan apalagi fitnah.
"Kita tidak antikritik, pemerintah tidak antikritik. Tetapi kalau ingin mengkritik berikan jalan keluarnya. Tolong masyarakat bisa diajak membedakan mana yang kritik mana yang mencela, mana yang kritik mana yang memfitnah, mana yang kritik mana yang mencemooh, mana yang kritik mana yang menghujat. Itu sangat beda," ujarnya.
Di penghujung sambutan, Kepala Negara meyakini bahwa PKPI mampu mengemban dan menjalankan peran-peran itu di bawah kepengurusannya yang baru.
Baca: Ahmad Dhani: Jangan Kaitkan Aksi Teror Ini dengan Islam
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga mengingatkan bahwa terorisme dan radikalisme merupakan musuh bersama.
"Radikalisme dan terorisme itu menjadi musuh kita bersama. Mari kita bersama-sama menjaga lingkungan kita masing-masing, jangan sampai pengaruh-pengaruh dari radikalisme dan terorisme ini masuk ke wilayah kita," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.