Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Keluarga Terduga Teroris di Surabaya Dikenal Tertutup

Pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), dinilai sangat tertutup.

Penulis: Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Pelaku pengeboman di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018), dinilai sangat tertutup.

Satu keluarga yang melakukan aksi bom bunuh diri itu diketahui tinggal di Jalan Wonorejo Asri, Rungkut, Surabaya, Jawa Timur.

Dilansir Tribun-Video.com dari TribunJatim.com, Minggu (13/5/2018), mereka terdiri dari Bapak Dita Supriyanto, Ibu Puji Kuswati, anak laki-laki Yusuf Fadil (18), Firman Halim (16), anak perempuan Fadhila Sari (12), dan Pamela Riskita (9).

Keterangan tentang Dita di mata tetangga dijelaskan oleh Adi, warga yang rumahnya berjarak tujuh bangunan dengan rumah pelaku.

Baca: Ciptakan Kerukunan Umat Beragama, PDI Perjuangan Gelar Rakorbid Bidang Keagamaan Tingkat Nasional

Adi mulai menghuni lingkungan tersebut sejak 2010, setelah Dita terlebih dahulu tinggal di sana.

Menurut Adi, Dita tak pernah menunjukkan identitasnya, bahkan ke Ketua RT.

"Orangnya tertutup. Identitas dia tidak pernah ditunjukan. Bahkan kepada RT," kata Adi saat ditemui di rumahnya, Minggu (13/5/2018).

Berita Rekomendasi

Meski begitu, tiga tahun yang lalu Dita pernah menjabat ketua sub RT/RW 02/03, kemudian digantikan Adi.

Tak ada yang tahu latar belakang keluarga yang jarang bersosialisasi dua tahun belakangan itu.

Dita beserta istri dan anak-anaknya cenderung tertutup hidup di dalam rumah.

"Jarang ketemu. Kalau ada kumpul-kumpul RT, dia tak pernah datang," ungkapnya.

Namun, Dita menunjukkan gelagat baik saat keluar rumah, dan tak tampak perilaku radikal dari keluarganya.

Adi pun selalu mempersilakan Dita ke rumahnya, namun Dita tak pernah mengajak tetangga ke rumahnya.

Baca: Terindikasi Narkoba, Pemeran Film Kamen Rider Ditangkap Polisi Jepang

"Rumah itu tidak ada tenggangganya yang pernah masuk. Dia kalau ke rumah saya, saya persilakan. Tapi dia tidak pernah (mengajak orang ke rumahnya)," tutur dia.

Saat Adi mengunjungi Dita, rumah itu selalu dalam keadaam terkunci.

Sementara itu, Puji, yang mengenakan cadar saat pengeboman, tak biasa tampil bercadar sehari-hari.

"Pakai kerudung, iya. Tapi tidak pakai cadar," tutur Adi.

Menurut laporan satpam, rumah Dita pernah digunakan untuk latihan silat, tapi warga tak menganggap hal itu mencurigakan.

Dita juga pernah menjadi pembuat jamu lalu menjadi pembuat minyak kemiri.

"Dulu pernah limbahnya dibuang di got. Tetangga-tetangga marah," tambahnya.

Pelaku sendiri diketahui merupakan anggota jemaah JAD, kelompok yang merupakan sel jaringan teroris ISIS.

"Dita adalah Ketua JAD (jaringan Ansarut Daulah) Surabaya. Jaringan ini kaitannya dengan JAT (Jaringan Ansarut Tauhid). Keduanya terkait dengan ISIS," terang Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian.

Saat ini pimpinan mereka, Abdurrahman, tengah ditahan di Mako Brimob.

Diberitakan sebelumnya, serangan bom bunuh diri secara hampir bersamaan terjadi di Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan DIponegoro, lalu Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, dan Gereja GPPS Jalan Arjuno, Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Hingga Minggu malam sekitar pukul 21.45 WIB, tercatat sebanyak 14 korban meninggal dan 42 luka-luka.

Simak video di atas.(Tribun-Video.com/Eleonora Padmasta Ekaristi Wijana)

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas