Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kecam Terorisme di Surabaya, Rhoma Irama: Teror Tidak Direkomendasikan Seluruh Agama

Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," ujar Rhoma

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kecam Terorisme di Surabaya, Rhoma Irama: Teror Tidak Direkomendasikan Seluruh Agama
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Musisi dangdut senior, Rhoma Irama bersama istrinya Ricca Rachim dan Yatti Octavia saat hadir dalam konferensi pers Indosiar Ramadhan Penuh Berkah di Jakarta, Kamis (26/4/2018). Rhoma Irama, RIcca Rachim dan Yatti Octavia bermain dalam mega drama Ramadhan Cinta dan Doa, yang mengangkat tema sesuai isi dari lagu-lagu ciptaan Rhoma Irama seperti Keramat, Perjuangan dan Doa, Jera, Judi, Setetes Air Hina, Adu Domba, serta beberapa judul lagu yang telah menjadi legenda di industri dangdut Indonesia. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raja Dangdut Rhoma Irama mengecam insiden serangkaian aksi teror di Surabaya, Jawa Timur. Dia menilai, aksi teror merupakan kekejian yang tidak bisa dikait-kaitkan dengan agama.

Menurut dia, jangan sampai peristiwa teror itu menjadi tudingan terhadap suatu agama. Sebab, kata dia, jika dibiarkan akan berkembang menjadi kerusakan kerukunan antar umat beragama.

"Teror tidak direkomendasikan seluruh agama. Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," ujar Rhoma, dalam keterangannya, Selasa (15/5/2018).

Untuk memberantas aksi terorisme, Ketua Umum Partai Idaman itu mengaku tidak bisa dilakukan secara sporadis. Persoalan terorisme, menurut dia, harus dilihat akar permasalahan.

Dia melihat, aksi teroris itu biasanya merupakan bentuk protes atau bentuk perlawanan dari kaum lemah terhadap arogansi yang kuat.

Oleh karena itu, kata dia, perlu instrospeksi apakah selama ini keadilan telah ditegakkan, mulai dari keadilan politik, ekonomi, budaya.

Berita Rekomendasi

"Kita semua harus instrospeksi, baik pemerintah, elemen masyarakat, elemen-elemen bangsa, ini harus instrospeksi sehingga tidak berkembang semakin besar," tambahnya.

Sebelumnya, sejumlah aksi teror terjadi di Jawa Timur. Minggu 13 Mei lalu, tiga gereja di Surabaya dibom dan menyebabkan 14 orang meninggal dunia.

Kemudian disusul ledakan di Rusun Wonocolo lantai 5 Blok B belakang Polsek Taman Sepanjang. Lalu hari ini, bom juga meledak di depan Mapolrestabes Surabaya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas