Kecam Terorisme di Surabaya, Rhoma Irama: Teror Tidak Direkomendasikan Seluruh Agama
Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," ujar Rhoma
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Raja Dangdut Rhoma Irama mengecam insiden serangkaian aksi teror di Surabaya, Jawa Timur. Dia menilai, aksi teror merupakan kekejian yang tidak bisa dikait-kaitkan dengan agama.
Menurut dia, jangan sampai peristiwa teror itu menjadi tudingan terhadap suatu agama. Sebab, kata dia, jika dibiarkan akan berkembang menjadi kerusakan kerukunan antar umat beragama.
"Teror tidak direkomendasikan seluruh agama. Dalam rangka kerukunan antarumat beragama, jangan menuding dan menuduh Islam itu teroris atau Islam itu radikalis," ujar Rhoma, dalam keterangannya, Selasa (15/5/2018).
Untuk memberantas aksi terorisme, Ketua Umum Partai Idaman itu mengaku tidak bisa dilakukan secara sporadis. Persoalan terorisme, menurut dia, harus dilihat akar permasalahan.
Dia melihat, aksi teroris itu biasanya merupakan bentuk protes atau bentuk perlawanan dari kaum lemah terhadap arogansi yang kuat.
Oleh karena itu, kata dia, perlu instrospeksi apakah selama ini keadilan telah ditegakkan, mulai dari keadilan politik, ekonomi, budaya.
"Kita semua harus instrospeksi, baik pemerintah, elemen masyarakat, elemen-elemen bangsa, ini harus instrospeksi sehingga tidak berkembang semakin besar," tambahnya.
Sebelumnya, sejumlah aksi teror terjadi di Jawa Timur. Minggu 13 Mei lalu, tiga gereja di Surabaya dibom dan menyebabkan 14 orang meninggal dunia.
Kemudian disusul ledakan di Rusun Wonocolo lantai 5 Blok B belakang Polsek Taman Sepanjang. Lalu hari ini, bom juga meledak di depan Mapolrestabes Surabaya.