Paslon yang Diusung Gerindra Bawa Kaus '2019 Ganti Presiden', Debat Pilgub Jabar Berjalan Kisruh
Pemicu kekisruhan disebabkan paslon nomor urut tiga yang juga Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata bernada provokatif.
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Kericuhan terjadi jelang penutupan debat publik putaran kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat, di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Senin (14/5/2018).
Pemicu kekisruhan disebabkan paslon nomor urut tiga yang juga Calon Wakil Gubernur Jawa Barat, Ahmad Syaikhu, menyampaikan kata-kata bernada provokatif.
Sontak, para pendukung pasangan calon lain pun terpancing emosi. Syaikhu juga membentangkan baju berwarna putih bertuliskan "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden".
BACA: Di Debat Cagub Jabar, Paslon yang Diusung Gerindra Angkat Kaus 2019 Ganti Presiden
Suasana berubah panas ketika semua pendukung pasangan calon lain menyaksikan hal tersebut.
Terlihat, para pendukung paslon dari kubu TB Hasanuddin-Anton Charliyan yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) tidak terima dengan sikap Syaikhu.
Mereka kemudian mencoba naik ke atas panggung untuk menanyakan maksud tersebut.
Aparat kepolisian yang berjaga kemudian meredam kejadian itu.
Di antara mereka yang protes juga mengacungkan telunjuk sambil berteriak.
"Mereka bentang spanduk ganti Presiden, ya itu yang bikin kita tersinggung. Forum ini bukan Pilpres," ucap Wakil Dewan Kehormatan DPC PDI-P Kota Depok, Hermanto, di lokasi.
Hermanto meminta, yang bersangkutan juga meminta maaf secara terbuka atas aksi yang dilakukannya itu.
Pihaknya akan melaporkan kejadian ini kepada KPU Jawa Barat dan Bawaslu.
VIRAL: Didoktrin Ayahnya, Bocah yang Lakukan Bom Bunuh Diri Bersama Ibunya Ingin Mati Sahid
"Jelas kita akan laporkan. Di sini kan diawasin. Harusnya mereka bertindak, kita minta ditindak tegas," kata Anggota DPRD Kota Depok itu.
Berita ini telah tayang di Kompas.com berjudul "Bawa Kaus "2018 Asyik Menang, 2019 Ganti Presiden", Asyik Dituntut Minta Maaf"