Buruh Migran Perempuan Rentan Jadi Sasaran Doktrin Pelaku Bom Bunuh Diri
Dalam penelitiannya itu, Musdah menemukan alasan kenapa buruh migran perempuan dijadikan pelaku bom bunuh diri.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Lembaga Kajian Agama dan Jender (LKAJ) Musdah Mulia menyebut buruh migran perempuan menjadi salah satu sasaran kelompok ISIS untuk didoktrin menjadi pengantin bom bunuh diri.
Mudah menyebutkan, hasil penelitianya di tahun 2016 yang berbarengan dengan penelitian kasus bom panci yang melibatkan Dian Yulia Novita, istri Nur Solihin, teroris yang akan menyerang Istana Merdeka.
"Buruh migran perempuan yang dijadikan pelaku bom," kata Musdah di acara peryataan sikap Gerakan Warga Lawan Terorisme di Kantor Wahid Foundation, Jalan Taman Amir Hamzah, Matraman, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).
Dalam penelitiannya itu, Musdah menemukan alasan kenapa buruh migran perempuan dijadikan pelaku bom bunuh diri.
Baca: Ekspor Perdana Produk Manufaktur dengan Kapal CMA CGM, Hemat Biaya Kirim 20 Persen
Buruh migran perempuan, kata Musdah, dinilai mampu hidup mandiri dan tidak tergantung dengan orang lain.
Selain itu, buruh migran perempuan tidak mendapat pengawasan dan pemeriksaan ketat.
"Buruh migran itu biasanya tidak dicurigai karena dia kan buruh migran dan mereka penggunan internet nomor satu," papar Musdah.
Musdah juga menyebut ada kurang lebih 120 orang perempuan siap menjadi pelaku aksi bom bunuh diri.
"Penelitian saya 2 tahun lalu tentang keterlibatan perempuan dalam gerakan terorisme di Indonesia. Itu penelitian saya 2 tahun lalu dan saya menemukan fakta dari mereka juga bahwa sudah tersedia sekitar 120 orang perempuan yang siap menjadi pelaku bom bunuh diri," kata Musdah Mulia.