Media Filipina Puji Jokowi Berani Ledakkan Kapal Pencuri Ikan Milik China, Beda dengan Duterte
Media bernama Interaksyon tersebut menyoroti kunjungan Jokowi ke Natuna dua tahun lalu pada Juni 2016.
Editor: Hasanudin Aco
Sebaliknya, Cina justru memberi lebih banyak investasi, termasuk membangun kereta api berkecepatan tinggi pertama di Asia Tenggara.
China menjadi ramah pada Indonesia. Dan yang paling penting, kapal-kapal Tiongkok pergi dan tak berani memancing Kepulauan Natuna dan ZEE-nya. Indonesia tidak hanya mengamankan wilayahnya, tetapi juga mendapat uang Cina.
Dan dia tidak menyombongkan diri dengan mengendarai jetski dan menanam bendera yang tidak dapat dibongkar, tetapi tanpa gembar-gembor dia menunjukkan kekuatannya di Kepulauan Natuna, dan memberitahukannya ke seluruh dunia bahwa Kepulauan Natuna dan 200 mil lautnya ZEEnya adalah milik Indonesia, dan hanya untuk orang Indonesia.
Haruskah saya memposting kisah Republik Filipina dan presidennya? Gak, bahkan saya akan kecewa ketika saya membacanya," tulis akun page Facebook MaxDefense Philippines dalam bahasa Inggris, Selasa (15/5/2018) lalu.
Postingan tersebut lantas menarik perhatian media Filipina, Interaksyon, untuk memberitakannya baru-baru ini.
Sementara itu Rodrigo Roa Duterte sebelumnya meminta agar Angkatan Lautnya tidak segan-segan menembak kapal asing pencuri ikan di wilayah perairan negaranya.
Namun, pria asal Davao City itu menegaskan dirinya tidak ingin memicu perang akibat perebutan wilayah kelautan.
Duterte menyatakan keinginan untuk melanjutkan pembicaraan dengan China terkait sengketa di Laut China Selatan.
Sikap lunak Duterte inilah yang dibandingkan dengan Jokowi.
Selama ini Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti menindak tegas dengan mengebom kapal-kapal nelayan asing yang kerap melanggar batas wilayah Indonesia untuk mencuri ikan.
Tindakan pengeboman itu bertujuan menunjukkan sikap tegas Indonesia, serta membuat kapal yang bersangkutan menjadi tenggelam.
Tindakan itu merupakan salah satu kebijakan unggulan Susi untuk menjaga kekayaan laut Indonesia sejak ia menjadi menteri di Kabinet Kerja Jokowi-JK.
Tak jarang tindakan keras tersebut membuat hubungan Indonesia dan negara-negara lain jadi renggang. (TribunWow.com/Ekarista R.P)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.