Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benny Mamoto Ungkap Perubahan Mental Teroris Setelah Ditahan Aparat

"Kalau dipukuli polisi mereka berfikir 'naik kelas', atau kalau saya (teroris) nembak seseorang akan dinilai 'naik kelas',"

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Benny Mamoto  Ungkap Perubahan Mental Teroris Setelah Ditahan Aparat
KOMPAS images/KRISTIANTO PURNOMO
Benny Mamoto (tengah). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar dari Sekolah Kajian Strategic Global, Irjen Pol (Purn) Benny Mamoto, menceritakan pengalamannya berhadapan dengan teroris hingga menjadi narapidana teroris (napiter).

Benny mengungkap adanya perubahan besar dari mental yang kuat saat teroris sedang beraksi hingga cenderung melunak ketika telah ditahan polisi.

Baca: Hasil Survei Indo Barometer: Gatot Nurmantyo Tempati Urutan Pertama Sebagai Calon Wakil Presiden

Para teroris, kata dia, memiliki sebuah kebanggaan apabila aksinya berhasil menarik perhatian masyarakat hingga kepolisian.

Demikian juga bila ada korban jiwa yang timbul akibat aksi mereka.

Bahkan, ketika mereka mendapatkan perlakuan kekerasan dari polisi, para teroris akan berpikir mereka 'naik kelas'.

Baca: Penyerang Polsek Maro Sebo Jambi Kabur Sambil Teriak Bawa Bom Saat Lewat di Keramaian

"Kalau dipukuli polisi mereka berfikir 'naik kelas', atau kalau saya (teroris) nembak seseorang akan dinilai 'naik kelas'," ujar Benny di Ashley Hotel, Jalan KH Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Selasa (22/5/2018).

Berita Rekomendasi

Benny menyebut mental teroris pun sangat kuat.

Mereka rata-rata siap mati dalam menjalankan aksi.

Baca: Menhan: Kalau Tidak Mau Mengikuti Pancasila, Jangan Di Sini

Terbukti dari para teroris banyak ditemukan surat kematian yang sudah dipersiapkan.

"Perubahan besar terjadi bila mereka telah berhasil ditahan oleh aparat penegak hukum," ungkapnya.

Menurutnya, sedikit demi sedikit sifat radikal dalam diri teroris pun mulai melunak.

Benny mengatakan para teroris akan dihadapkan kepada dua pilihan dalam dirinya.

"Apakah akan tetap menjalankan jihad dalam penjara seperti yang terjadi di Mako Brimob atau menyerahkan diri kepada polisi dan memutuskan berhenti menjadi teroris," imbuh Benny.

"Kalau ketangkep, dibawa ke kantor mulail ah muncul dua sikap. Saya harus realistis keluar dari dunia teroris dan urus keluarga atau saya lanjutkan jihad," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas