Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Pasangan Prabowo-AHY Tidak Ideal Karena Keduanya Punya Rekam Jejak Kalah di Pemilu

Menurut Hendri Satrio, Prabowo dan AHY punya rekam jejak kalah dalam kompetisi pemilihan umum dan belum pernah menang.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Pengamat: Pasangan Prabowo-AHY Tidak Ideal Karena Keduanya Punya Rekam Jejak Kalah di Pemilu
Dokumentasi Demokrat via Kompas.com
Agus Harimurti Yudhoyono menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Selasa (31/10/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pasangan calon presiden Prabowo Subianto dan wakil presiden Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilpres 2019 dinilai belum ideal.

Hal itu disampaikan pengamat komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio menanggapi wacana duet Prabowo-AHY.

Menurut Hendri Satrio, Prabowo dan AHY punya rekam jejak kalah dalam kompetisi pemilihan umum dan belum pernah menang.

"Kedua tokoh ini punya rekam jejak kalah dalam kompetisi pemilihan umum dan belum pernah menang," ujar endiri Lembaga Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) ini kepada Tribunnews.com, Selasa (22/5/2018).

Baca: Survei Alvara: Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Menurun di Jawa Timur

Bila dilihat dari sisi kursi di DPR pun, kata Hendri Satrio, masih kalah dari koalisi Joko Widodo (Jokowi).

Lebih jauh ia menjelaskan, bila pasangan Prabowo-AHY dipaksakan maju maka kemungkinan hanya mengandalkan keajaiban
.
"Wow Factor pasangan ini pun tidak besar karena elektabilitasnya bisa diukur," jelasnya.

"Tapi kalau mau dicoba sih silahkan aja, tapi peluang menangnya tidak besar,"ucapnya.

Berita Rekomendasi

Sebagaimana diketahui terjadi pertemuan antara AHY dan Ketua tim pemenangan Prabowo Subianto pada Pilpres 2019 dan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno.

Setelah pertemuan itu juga muncul wacana pertemuan antara Prabowo dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.

Pertemuan mereka bertujuan untuk menjajaki kemungkinan koalisi Gerindra dan Demokrat pada Pilpres 2019. Sandiaga menyebut pertemuan itu sebagai "komunikasi 'nasi langgi'.

"Pertemuan tersebut awalnya yang saya sebut sebagai komunikasi nasi langgi karena kami makan nasi langgi. Ini adalah koalisi yang kami akan coba bangun," ujar Sandiaga di Sunter, Jakarta Utara, Minggu (20/5/2018).

Menurut Sandiaga, Gerindra dan Demokrat sangat dimungkinkan berkoalisi pada Pilpres 2019.

Meskipun begitu, Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengaku tak membahas soal calon presiden dan calon wakil presiden saat pertemuan penjajakan koalisi tersebut.

Capres dan cawapres baru akan ditentukan apabila koalisi sudah terbangun. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas