Anggaran BNPT 'Hanya' Rp 500 Miliar Tapi Mampu Lakukan Deradikalisasi dan Jadi Contoh Dunia
Meski Anggaran BNPT sangat terbatas, hanya Rp 500 miliar per tahunnamun ternyata mampu melakukan deradikalisasi.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Meski Anggaran Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sangat terbatas, hanya Rp 500 miliar per tahun--termasuk gaji dan lainnya--namun ternyata mampu melakukan deradikalisasi dan bahkan menjadi contoh dunia.
"Anggaran BNPT dalam 2 tahun terakhir ini mencapai sekitar Rp 500 miliar termasuk gaji. Demikian pula untuk berbagai upaya pencegahan, kerj asama berbagai bidang, kerja sama organisasi dan sebagainya. Upaya deradikalisasi itu ternyata mampu menjadi contoh dunia dan gaung ke mana-mana menjadi acuan internasional," kata Jenderal Polisi bintang tiga Suhardi Alius kepada Tribunnews.com baru-baru ini di kantornya.
Jenderal Suhardi juga berbicara di Washington, di depan komisi European Union, serta di Badan perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
"Deradikalisasi diapresiasi mereka yang semula tak yakin teroris bisa berubah. Mereka percaya teroris seumur hidup akan sama tak akan berubah, oleh karena itu dilakukan Hard approach oleh mereka. Tetapi kita bisa mengubah teroris," kata Suhardi.
Dari 325 mantan narapidana teroris, 128 orang ternyata telah ikut bersama BNPT dan menjadi nara sumber menghadapi komunitas yang rentan.
"Mereka itu bekerja lebih efektif daripada kita karena mereka mantan kombatan, mereka bisa bicara langsung ke teman dan jaringannya. Jadi akan lebih efektif menggunakan yang 128 orang tersebut," kata Suhardi.
Saat ini banyak anak muda dimanfaatkan dan paling mudah dicuci otaknya dan mereka rata-rata berusia antara 15 hingga 25 tahun, masih mencari jati diri dan emosional, labil, gampang dipanas-panasi.
"Oleh karena itu sekarang kita juga merekrut Duta Damai di 11 kota di Indonesia, masing-masing direkrut 60 orang dalam lomba yang bertema bagaimana menetralisasi paham radikal dan ternyata mendapat response sangat baik di Indonesia," ujar dia.
Mereka itu, menurutnya, yang memiliki banyak follower seperti banyak bloger dan sebagainya.
Baca: Ketua BNPT Berharap Bantuan Teknologi dan Pelatihan Staf di Jepang Tingkatkan Kualitas Antiteror
"Kita coba sebarkan paham anti radikal dan damai dengan bahasa milenial bahasa anak muda. Kalau pakai bahasa kita ya tidak nyambung dong ke anak-anak muda itu," ujarnya.
Bulan Mei ini juga diaktifkan hal serupa kepada dua kota lainnya lagi, mencari dan sebarkan info positif.
"Memiliki daya tahan menangkal hal-hal negatif memang tidak mudah," kata Suhardi.
Beberapa waktu lalu Jenderal Suhardi ke Jepang dan ternyata tak lama kemudian kunjungan balik bidang terorisme dilakukan Jepang ke Indonesia untuk kerja sama yang lebih baik lagi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.