Mantan Wakil PM Malaysia Sebut Pemerintahan di Bawah Mahathir seperti Tempe
Ahmad Zahid Hamidi mengeluarkan kritik pedas terhadap pemerintahan baru di bawah Mahathir Mohamad.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Perpolitikan di Malaysia mulai demokratis.
Kritik antara oposisi dengan pemerintahan mulai mencuat setelah Mahathir Mohamad menjadi perdana menteri Malaysia.
Mantan Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ahmad Zahid Hamidi bahkan mengeluarkan kritik pedas terhadap pemerintahan baru di bawah Mahathir Mohamad.
Menurut wakil dari mantan PM Najib Razak itu, pemerintahan koalisi Pakatan Harapan sama saja dengan tempe.
Media lokal Malaysia, The Star melaporkan bahwa mantan Wakil PM itu juga mengkritik pemerintah Pakatan Harapan tidak memenuhi janji-janji pemilu.
"Kita lihat misalnya, ketika mereka menjadi pemenang, mereka mengatakan bahwa harga bahan bakar akan turun tetapi dalam kenyataannya tidak juga turun," kritis Ahmad Zahid seperti dikutip dari laman partai politik Umno Online, Senin (28/5/2018).
Baca: Cokelat untuk Polisi, Ledekan Warganet untuk Najib
Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO)-partai politik terbesar di Malaysia dan pendiri dari koalisi Barisan Nasional.
"Mereka ini juga menyatakan bahwa pajak barang dan Jasa (GST) akan dihapuskan, tetapi harga dari barang belum turun meskipun GST sekarang nol persen. Ada 90 item yang telah meningkat harganya," tambahnya.
"Mereka mengatakan satu hal di pagi hari dan satu berbeda di sore harinya. Seperti tempe... Kacang kedelai di pagi hari, sore harinya telah menjadi tempe dan besok akan tumbuh jamur," katanya.
Dia juga menagih janji-janji kampanye pemerintah Pakatan untuk membebaskan pengembalian pinjaman PTPTN untuk penghasilan 4 ringgit Malaysia.
"Mereka juga mengatakan utang negara sebesar 1 triliun ringgit, pada kenyataannya itu hanya 686,8 miliar ringgit. Mereka mengatakan ada pinjaman luar negeri tapi itu benar-benar 'utang domestik', yang merupakan pinjaman domestik, ini berarti tidak ada aliran uang keluar," jelas Ahmad Zahid.
Ahmad Zahid mengatakan pemerintah baru juga menuduh pemerintahan sebelumnya membuat pinjaman dalam dolar AS dan Jepang yen tetapi Bank Negara Malaysia (BNM) telah membuktikan bahwa hanya dua persen dari pinjaman dalam mata uang dolar AS dan satu persen dalam yen.
"Itu berarti pinjaman kami dalam mata uang ringgit. Mereka juga mengatakan Bursa KL akan meningkatkan tetapi malah jatuh merosot."
"Mereka mengatakan bahwa ekonomi hancur dan negara hampir bangkrut tetapi sekarang mereka mengatakan ekonomi kuat. "
Dr Ahmad Zahid juga berharap semua anggota Parlemen dari Barisan Nasional akan bersatu untuk menjadi oposisi yang efektif di Dewan Rakyat untuk mengekang pencemaran nama baik oleh pemerintahan Pakatan Harapan. (The Star).