Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PDIP: Jadilah Pancasilais Sejati Junjung Tinggi Jati Diri Bangsa, Bukan Bangsa Lain

Hal itu disampaikan Hasto dalam rangka memperingati perayaan Hari Lahir Pancasila hari ini, Jumat (1/6/2018).

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Rachmat Hidayat
zoom-in PDIP: Jadilah Pancasilais Sejati Junjung Tinggi Jati Diri Bangsa, Bukan Bangsa Lain
Google Images

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-PDI Perjuangan berharap agar seluruh komponen bangsa dapat membumikan Pancasila sebagai jati diri bangsa dan perekat keberagaman bangsa Indonesia yang begitu majemuk. Hal itu disampaikan Hasto dalam rangka memperingati perayaan Hari Lahir Pancasila hari ini, Jumat (1/6/2018).

Dia mengatakan, apa yang disampaikannya merupakan pesan utama dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri.  "Beliau berpesan pahami dan hidupilah Pancasila. Mari kita wujudkan cinta tanah air, karena dengan itu kita bisa menyelesaikan masalah-masalah negeri yang kita hadapi," kata Hasto.

“Jadilah Pancasilais sejati yang menjunjung tinggi jati diri bangsa, bukannya menjunjung tinggi jati diri bangsa lain," lanjutnya.

Menurut Hasto, peringatan Hari Lahir Pancasila setiap 1 Juni menggambarkan satu tekad, semangat, dan satu dasar tentang Indonesia Raya yang berdiri kokoh di atas kelima sila Pancasila. Maka itu, dia harus menjadi the way of life dalam seluruh kehidupan kita bersama.

PDI Perjuangan berharap peringatan 1 Juni harus disertai narasi rasa cinta kepada tanah air. Kata Hasto, pihaknya terus mendorong semangat patriotisme ini. "Sebab, tidak ada bangsa besar tanpa api perjuangan yang menyala-nyala untuk bangsa dan negaranya sendiri," tandasnya.

Demi mengingatkan lagi jiwa dan semangat Pancasila, Hasto menggambarkan pidato Bung Karno tentang Pancasila pada 1 Juni 1945.Pertama, sila Ketuhanan Yang Maha Esa, menjamin setiap warga bangsa adalah warga yang percaya kepada Tuhan.

Namun Ketuhanan yang dimaksud bukanlah yang egois, namun yang berbudi pekerti, penuh toleransi. "Ketuhanan yang berkebudayaan," imbuh Hasto.

Berita Rekomendasi

Kedua, sila kemanusiaan yang adil dan beradab, mencerminkan semangat bahwa Tuhan bersemayam di gubuk rakyat miskin. Maka watak kekuasaan tak boleh menjajah orang miskin, namun sebaliknya harus berpihak kepada Wong Cilik. Dalam pergaulan antarbangsa, prinsip itu berwujud pada prinsip internasionalisme, yang mendorong kemerdekaan negara-negara terjajah.

Sila Persatuan Indonesia mengajarkan bahwa setiap warga bangsa adalah sederajat dan setara, dan berdiri kokoh di atas prinsip kebangsaan.  "Indonesia untuk semua, bukan hanya untuk satu suku, wilayah, satu agama saja. Indonesia dibangun untuk semua, one for all, all for one," katanya.

‎Keempat, prinsip musyawarah dan mufakat yang menggambarkan sistem perwakilan rakyat. Kelima, prinsip keadilan sosial, yang menegaskan demokrasi Indonesia dibangun bukan demi kepentingan politik semata. "Namun demokrasi yang berkeadilan sosial, yang menyejahterakan mereka yang miskin dan diperlakukan tak adil," kata Hasto.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas