MPK dan KPK Gelar Deklarasi Anti Korupsi
Di sela-sela ibadah syukur dan perayaan HUT ke-68 MPK turut mengundang wakil pimpinan KPK, Saut Situmorang
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Pendidikan Kristen (MPK) di Indonesia menyatakan prihatin dengan situasi saat ini dimana korupsi sudah masuk ke sendi-sendi lapisan masyarakat.
Menurut Ketua Panitia HUT ke-68 MPK, Arion H Hutagalung korupsi bak "penyakit kronis" yang tidak mudah disembuhkan serta penanganannya harus benar-benar ekstra.
"Kondisi saat ini mulai dari ujaran kebencian, hoaks, tawuran, perkelahian, radikalisme, terorisme, narkoba sampai korupsi terakhir Operasi Tangkap Tangan di Purbalingga. Ini menjadi penting, kita harus menomor satukan pendidikan karakter kristiani sejak dini dalam komunitas keluarga dan sekolah di era Disrupsi," ungkapnya di graha Oikumene, Gedung PGI, Jakarta Pusat, Selasa (5/6/2018).
Di sela-sela ibadah syukur dan perayaan HUT ke-68 MPK turut mengundang wakil pimpinan KPK, Saut Situmorang untuk memberikan sambutan dan menggelar deklarasi anti korupsi.
Acara deklarasi anti korupsi ini diikuti oleh para pengurus MPK, perwakilan siswa dan perwakilan guru di MPK. Mereka mengucapkan ikrar dengan tangan di dada lanjut diakhiri dengan doa bersama.
Dalam sambutannya, Saut Situmorang menyambut baik adanya deklarasi yang turut serta menggandeng guru serta siswa-siswi di MPK. Dari aras podium, Saut Situmorang menawarkan generasi muda untuk menjadi pimpinan KPK.
"Saya mau dari kalian generasi muda, khususnya yang perempuan harus jadi pimpinan KPK. Di KPK perempuan yang menjadi pemimpin hanya satu, Bu Basaria. Jadi bermimpilah doa, supaya bisa jadi pemimpin KPK," kata Saut Situmorang.
Saut juga berpesan akan pentingnya kejujuran yang ditanam sejak kecil. Menurutnya pendidikan sejak dini sangat penting untuk mendidikan generasi muda agar berkarakter baik dan berintegritas sehingga jauh dari korupsi.