PSI Apresiasi Terpilihnya Indonesia sebagai Anggota Dewan Keamanan PBB
Sebagai bangsa besar dan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pungkas Toni, Indonesia pasti mampu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyampaikan apresiasi atas terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
"Kita patut bergembira dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan. Ini mencerminkan kepercayaan dunia internasional kepada Indonesia," ujar Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, dalam keterangan pers, Sabtu (9/6/2018).
Indonesia terpilih untuk periode 2019-2020. Keputusan diambil dalam pemilihan yang dilakukan Majelis Umum PBB di Markas Besar PBB di New York, Jumat 8 Juni 2018 waktu setempat.
Kepercayaan dunia internasional itu niscaya tidak instan. Toni menegaskan, ini hasil kerja keras bertahun-tahun untuk membuktikan kinerja dan kredibilitas Indonesia sebagai negara yang demokratis.
“Jangan dilupakan peran diplomatik yang cerdas dan aktif dari Kementerian Luar Negeri RI di bawah Menlu Retno Marsudi kian meneguhkan kepercayaan itu,” kata Toni.
Pada gilirannya, kepercayaan tersebut harus dirawat dengan baik. Caranya, lanjut Toni, Kontribusi Indonesia dalam upaya mencapai perdamaian dunia harus dimaksimalkan.
Indonesia dapat menjadikan momentum ini untuk berperan lebih besar di kancah dunia internasional dengan mengedepankan kepentingan nasional Indonesia.
Apalagi Dewan Keamanan PBB memiliki peran sangat strategis dan penting bahkan memiliki kewenangan untuk menjatuhkan sanksi.
“Kontribusi tersebut merupakan wujud pemenuhan amanat Pembukaan UUD 1945, yaitu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial,” kata Toni
Sebagai bangsa besar dan di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, pungkas Toni, Indonesia pasti mampu.
Selain Indonesia, Afrika Selatan, Republik Dominika, Jerman, dan Belgia juga akan menduduki kursi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB dan menjalankan tugas mulai 1 Januari 2019 hingga akhir 2020.
Indonesia unggul dari Maladewa yang hanya mendapatkan 46 suara dan sama-sama bersaing untuk menjadi wakil kawasan Asia Pasifik.
Sebelumnya, Indonesia telah 3 kali menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB yakni periode 1973-1974, 1995-1996 dan 2007-2008.