Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Singgung Jargon Presiden Jokowi, AHY: Apa Kabar Revolusi Mental?

AHY menyebut, tenggelamnya jargon revolusi mental lantaran masifnya pembanguan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah saat ini.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
zoom-in Singgung Jargon Presiden Jokowi, AHY: Apa Kabar Revolusi Mental?
Tribunnews.com
Ketua Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) saat orasi 'Mendengarkan Suara Rakyat' di JCC, Senayan, Sabtu (9/6/2018) malam. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Ketua Komandan Tugas Bersama (Kogasma) Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyinggung implementasi revolusi mental yang digaungkan Presiden Joko Widodo pada kampanye Pilpres 2014.

Menurut AHY, program tersebut saat ini sudah mulai dilupakan.

"Apa kabar revolusi mental? Kita ingat revolusi mental adalah konsep pembangunan manusia Indonesia yang gencar saat Pilpres 2014," kata Agus Yudhoyono saat orasi 'Mendengarkan Suara Rakyat' di JCC, Senayan, Sabtu (9/6/2018) malam.

AHY menyebut, tenggelamnya jargon revolusi mental lantaran masifnya pembanguan infrastruktur yang dilakukan Pemerintah saat ini.

Baca: Amien Rais Isyaratkan Maju sebagai Calon Presiden 2019

Padahal, konsep ini sangat vital sebagai upaya mengembalikan krakter bangsa sesuai dengan bentuk aslinya yakni santu, berbudi pekerti, serta bergotong royong.

"(Revolusi Mental) ini karakter yang tentu menjadi kekuatan membangun persatuan dan sejahtera dalam kemajuan," ungkap AHY.

Berita Rekomendasi

AHY juga mengatkan bahwa pembangunan bangsa ini harus terus disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Baca: Cerita Amien Rais Kampanye 2019 Ganti Presiden di Kampung Akuarium

"It is a never-ending journey. Karena perubahan, perbaikan, dan pembaharuan adalah keniscayaan yang abadi," terang AHY.

Dalam orasinya, AHY juga menyinggung soal beberapa kebijakan ekonomi serta sosial selama pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.

Dia menyebut soal angka kemiskinan yang menurutnya masih tinggi, serbuan tenaga kerja asing atau TKA, masalah ekonomi terkait rendahnya daya beli hingga soal masalah terorisme.(*) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas