Ketua Komisi I DPR RI Minta Istana Jelaskan Soal Kunjungan Yahya ke Israel
Menurutnya kunjungan Yahya tersebut telah membuat malu bangsa Indonesia.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari angkat bicara soal polemik kunjungan anggota Watimepers Yahya Staquf ke Israel. Menurutnya kunjungan Yahya tersebut telah membuat malu bangsa Indonesia.
" Kemarin, Indonesia baru dapat amanah terpilih menjadi salah satu anggota tidak tetap di Dewan Keamanan PBB belum sempat bekerja kita dibuat malu didepan dunia internasional dengan arogansi seorang Staquf yang nota bene anggota Dewan Pertimbangan Presiden yang menghadiri konferensi Yahudi di Israel," ujarnya, Rabu, (13/5/2018).
Kharis berharap presiden bersikap tegas terhadap Yahya. Karena kunjungan Yahya tersebut telah melukai rakyat Palestina dan juga umat Islam.
"Semoga ada sikap tegas Presiden Jokowi terhadap Staquf, jelas sekali Staquf telah menyakitkan Palestina dan Indonesia bahkan dunia Islam" katanya.
Kharis mengatakan Yahya tidak bisa mengelak dengan menyebut kunjungan tersebut mengatasnamakan pribadi. Jabatan Watimpres tetap melekat kepada Yahya meski mengaku berangkat ke Israel atas nama Pribadi.
"Harus ada langkah tegas dari Istana, karena ini jelas membuat blunder diplomasi politik internasional yang kuat dan telah dibangun dalam bersama Palestina," katanya.
Kharis meminta pemerintah menjelaskan kepada masyarakat soal keberangkatan Yahya tersebut. kunjungan Yahya akan merusak sikap Indonesia yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina.
"Dimana posisi Presiden Jokowi terhadap langkah Staquf, sudah clear posisi kita bersama Palestina jadi rusak karena nila setitik yang ditorehkan Staquf, lihat reaksi Palestina melalui Fatah dan Hamas, jelas ini blunder diplomasi dan ketidak mampuannya Istana menertibkan staf dan orang disekelilingnya Presiden" katanya.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia selama ini selalu menjalin hubungan baik dengan Palestina. Hubungan yang baik tersebut membuat Indonesia dipercaya oleh negara negara muslim dalam lobi internasional.
"Jangan sampai kepercayaan itu hilang karena nila setitik tadi. Siapapun dan atas nama apapun seharusnya dia bisa menempatkan diri di mana dan kapan harus mengambil tindakan yang tepat terkait Palestina, apalagi di saat situasi di sana sedang memanas pasca tewasnya ratusan warga dan ribuan yang terluka di Gaza, " pungkasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.