Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lebaran di Kanada, Binka: Tidak Ada Ketupat yang Dililit Daun

"Kebetulan aku kesiangan, jadi pas dateng udah kelar. Aku kira ga bakal bisa salat kan, eh ternyata ada sesi dua.

Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Lebaran di Kanada, Binka: Tidak Ada Ketupat yang Dililit Daun
(ISTIMEWA)
Binka Patrescia S (kanan) yang merayakan Lebaran di Kanada tepatnya di Provinsi British Columbia (BC). (ISTIMEWA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri identik dengan tradisi mudik dan berkumpul dengan keluarga.

Tapi, bagaimana bila harus berlebaran di negeri orang, terpisah jarak ribuan kilometer dari orang-orang tercinta?

Terlebih menjalankan lebaran di negara-negara minoritas muslim.

Ternyata berlebaran di negeri orang dan jauh dari keluarga tidak selalu membuat sedih.

Banyak pengalaman menyenangkan yang bisa didapat.

Baca: Donald Trump Dan Melania Akan Kunjungi Inggris Bertemu Ratu Elizabeth II

Seperti yang dirasakan Binka Patrescia yang harus menjalankan puasa dan berlebaran di Kanada tepatnya di Provinsi British Columbia (BC).

Berita Rekomendasi

Meski berada di negara yang penduduk muslimnya tidak banyak, Binka bercerita, jika dirinya tetap merasakan suasana Lebaran.

Sebab, penduduk muslim yang tinggal di BC sedari pagi berbondong-bondong memadati masjid-masjid yang ada di negara bagian Amarika Utara ini untuk melakukan solat Id.

Baca: Menilik Aneka Makanan Dalam Acara Open House Di Rumah Ketua DPD RI

Menjadi menarik karena di Masjid yang dirinya datangi, salat id dilakukan dalam 2 sampai 3 sesi.

"Kebetulan aku kesiangan, jadi pas dateng udah kelar. Aku kira ga bakal bisa salat kan, eh ternyata ada sesi dua. Akhirnya aku ikut salat yang sesi dua yaitu jam 8.45 (waktu setempat)," cerita Binka, kepada Tribunnews.com, Sabtu (16/6/2018).

Seperti halnya di tanah air, warga muslim di BC juga terbiasa melangsungkan halal bihalal sebagai bentuk saling memaafkan antar sesama.

Baca: Hendak Mandi, Warga Di Pringsewu Kaget Melihat Ada Mayat Di Dalam Sumur

"Halal bihalal dengan siapa aja yang di temui di masjid itu dengan saling menyapa 'Id Mubarak Sister'," ucapnya.

Ia pun tidak kehilangan tradisi untuk menyantap makanan khas yang disuguhkan saat Lebaran.

Justru ia bisa menyantap makannya khas Lebaran dari setiap negara, yang tersaji di moment bahagia itu saja.

"Salah satu makanan India yang dari dulu pengen saya coba adalah Ladu, kan suka ada tuh di film-film India ama di Kartun Dewa Krisna nah aku penasaran, akhirnya nemu pas lebaran," ujar Binka lalu tertawa.

Binka yang pergi ke Kanada untuk menghabiskan waktu libur musim panas, juga harus melewati bulan Ramadan dengan durasi berpuasa lebih panjang yakni sekitar 18 hingga 19 jam.

"Kebetulan di rumah yang puasa saya aja. Jadi ya sahur sendiri buka sendiri. Disini Subuh jam setengah 3 pagi dan buka puasa jam 9 malem," ujar Binka.

Selain itu Ramadan yang jatuh pada Juni awal, dimana seharusnya Kanada sudah memasuki musim panas.

Justru umat muslim di Kanada harus melawati Ramadan dengan cuaca yang cukup ekstrem.

"Hujan, cerah, hujan, bahkan sampai seharian full cloudy dan windy," ucap Binka.

Walaupun tampak berat dan sebelumnya sempat ragu, justru Binka terus mendapatkan dudungan dari sesama orang muslim yang tinggal di BS.

"Saya punya beberapa temen disini, dan mereka sangat interast dengan kewajiban umat muslmin disini saat Ramadan datang, yaitu puasa," jelasnya.

Sementara saat moment Lebaran kali ini, Ia mengaku "rindu" menyantap ketupat yang biasa dibuat sang ibu.

"Ketupat yang real ketupat yang dililit-lilit daun, disini ga ada," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas