Dedi Mulyadi: Jika Pemungutan Suara Pilkada Jawa Barat Ditunda, Pemenangnya Akan Berubah
Dedi Mulyadi, mengatakan perolehan suara dalam Pilkada Jabar 2018 akan berubah apabila waktu pemungutan suara ditunda selama tiga minggu.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengatakan perolehan suara dalam Pilkada Jabar 2018 akan berubah apabila waktu pemungutan suara ditunda selama tiga minggu.
Dia melihat kemungkinan perolehan jumlah dukungan yang didapat pasangan calon kepala daerah yang diusung Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera akan melonjak.
Baca: Dedi Mulyadi: Tagar 2019 Ganti Presiden Berpengaruh Terhadap Perolehan Suara Dalam Pilkada Jabar
Peningkatan jumlah dukungan kepada pasangan calon gubernur-wakil gubernur Sudrajat-Ahmad Syaikhu karena pasangan tersebut mengusung gerakan #2019GantiPresiden.
Bahkan, peningkatan jumlah dukungan pasangan Asyik itu dinilai juga mempengaruhi menurunnya dukungan kepada Ridwan Kamil-UU Ruhzanul Ulum.
Baca: Satu Anggota Polisi yang Hilang Di Papua Ditemukan Meninggal Di Sungai Mamberamo
"Bisa dilihat elektabilitas (Ridwan Kamil-UU Ruhzanul Ulum,-red) mengalami penurunan tajam dari angka 42 sebelum di survei menjadi 32. Saya boleh berandai-andai, andaikata pemilunya ditambah tiga minggu akan lain hasilnya. Akan sangat berbeda situasinya akan sangat berbalik," ujar Dedi, ditemui di kantor DPP Partai Golkar, Senin (2/7/2018).
Seminggu menjelang waktu pemungutan suara pada 27 Juni lalu, Dedi Mulyadi mendata di sejumlah wilayah Jabar.
Dia berupaya menambah jumlah dukungan.
Namun, dia melihat, ada gerakan #2019GantiPresiden yang sangat luar biasa dan masif.
Baca: Jokowi Akan Bagikan Sertifikat Tanah Serta Resmikan PLTB Di Sulawesi Selatan
"Siapa sih yang bisa menduga itu. Misalnya dalam ruas wilayah Jawa Barat yang begitu luas kemudian hanya perbedaan tipis dengan Ridwan Kamil. Kami kan menganggap Pak Ridwan Kamil pada waktu itu. Dan tidak menduga pada waktu cepat itu bisa berubah," kata Dedi.
Perubahan peta politik pada saat pemungutan suara itu tidak hanya terjadi di tingkat pemilihan pasangan calon gubernur-wakil gubernur.
Baca: Sempat Menangis Minta Pulang, Seorang Pria Ditemukan Tewas Di Tangerang
Namun, juga terjadi pada tingkat pemilihan di Kota dan Kabupaten di wilayah Jabar.
"Itu bukan hanya pemilihan gubernur. Pemilihan bupati, walikota mengalami hal yang sama. Jadi calon yang tidak diduga, tetapi didukung Gerindra dan PKS begitu cepat melejit dalam waktu seminggu," katanya.