Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Miing Ngaku Mundur dari PDIP Karena Kalah Dua Kali di Pilkada

Sejak 2017, komedian Dedi Gumelar alias Miing sudah mundur dari PDI Perjuangan.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Miing Ngaku Mundur dari PDIP Karena Kalah Dua Kali di Pilkada
Warta Kota/Nur Ichsan
Tubagus Dedy S Gumelar atau lebih dikenal dengan sebutan Miing, Balon Walikota Tangerang, melakukan kampanye terbuka di Pasar Lama, Kota Tangerang, Jumat (16/8). Menurut Miing, kampanye yang dilakukannya dengan blusukan ke sejumlah pasar, bertujuan untuk lebih mengenal warga dengan melakukan komunikasi dua arah juga untuk menjaring pemilih baru, "Saya fikir cara ini lebih efektif untuk menjaring pemilih yang maksimal", kata Miing. Uniknya, di setiap lokasi yang didatangi Miing, berubah seperti acara temu penggemar, antara fans dengan artis kesayangannya, karena banyak warga yang yang ditemui di pasar meminta foto bareng Miing untuk kenang-kenangan. Pada Pilkada Kota Tangerang periode 2013-2018 ini, Miing berpasangan dengan Suratno Abubakar. (Warta Kota/nur ichsan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak 2017, komedian Dedi Gumelar alias Miing sudah mundur dari PDI Perjuangan.

Saat itu Miing mengajukan surat pengunduran diri kepada Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto.

Dalam surat pengunduran dirinya, mantan anggota Komisi X DPR RI itu mengungkapkan dua alasan utama harus meninggalkan PDI Perjuangan yang telah membesarkannya di dunia politik.

Tanggung jawab moral atas kekalahannya di Pilwakot Tangerang dan Karawang menjadi alasan pertama Miing menyatakan mundur dari partai yang besutan Megawati Soekarnoputri.

"Saya sampaikan, kenapa mundur? Ini bentuk pertanggung jawaban moral saya. Saya diperintahkan dua kali pilkada kota Tangerang dan Kabupaten Karawang dan saya gagal," tutur komedian dari grup Bagito itu kepada Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Jumat (20/7/2018).

Baca: Miing Beberkan Alasannya Pindah Nyaleg dari PDIP ke PAN

Karena tidak mampu memberikan nama baik bagi PDI Perjuangan itu, imbuhnya, selayaknya lah Miing menyadari harus mundur.

"Jadi saya lebih pada moralitas saya. Jadi mundurnya saya kalau dibaca di surat pengunduran diri itu adalah bentuk pertangungjawaban moral saya atas kekalahan dua kali saya di pilkada, itu satu," jelasnya.

Berita Rekomendasi

Selain itu, kata dia, sudah tidak diperkenankan lagi untuk maju sebagai Calon Legislatif (Caleg) DPR RI.

Sementara Miing mengungkapkan dirinya butuh kendaraan untuk bisa maju ke DPR RI lagi di 2019.

Keputusan itu harus diambilnya, untuk tidak mengulangi pengalaman sebelumnya yakni saat tahun 2013 lalu. Ketika itu Miing tidak diperbolehkan maju menjadi Caleg untuk Pileg 2014.

"2013 saja saya sudah tidak diperkenankan lagi maju 2014 menjadi DPR oleh Partai," kenangnya.

Saat itu ia menyadari ini sebagai konsekuensi kekalahannya di dua Pilkada.

Hingga akhirnya pada 2017 lalu, Miing pun membaca sinyal yang sama, yakni tidak ada indikasi kepastian bisa maju dalam Pileg 2019 dari PDI Perjuangan.

Namun, Miing merasa memiliki tanggung jawab terhadap masyarakat di Daerah Pemilihan (Dapil) Banten 1.

Untuk itu, imbuhnya, kendaraan politik harus dicarinya agar bisa melangkah ke Senanyan guna memperjuangkan kepentingan masyarakat di Dapilnya.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas