Ganjar Pranowo hingga Budi Karya Ramaikan Deklarasi Komunitas Blusukan Jkw
Ketua Blusukan Jkw, Teguh Indrayana menyatakan bahwa komunitas Blusukan Jkw mendeklarasikan kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA - Komunitas Blusukan Jkw Bulaksumur yang anggotanya merupakan Alumni Universitas Gajah Mada (UGM) mendeklarasikan dukungan untuk kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019 yang bertempat di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu (28/7/2018).
Pantauan di lokasi, pukul 16.20 WIB, beberapa fungsionaris PDIP hadir, seperti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Ketua Alumni UGM Ganjar Pranowo, Ketua Umum GP Ansor - Nadhatul Ulama Nusron Wahid, dan Menteri Perhubungan yang juga sebagai Ketua Harian Alumni UGM Budi Karya Sumadi.
Baca: Sosok Maruf Amin Dinilai Kurang Ideal Dampingi Jokowi di Pilpres 2019
Tiga nama pertama dan seluruh simpatisan yang hadir kompak mengenakan kaus hitam bertuliskan #2019TetapJokowi.
Sementara itu, Budi Karya terlihat mengenakan kaus abu-abu polos.
Sementara itu, Ketua Blusukan Jkw, Teguh Indrayana menyatakan bahwa komunitas Blusukan Jkw mendeklarasikan kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019
"kami memutuskan mengaktifkan kembali 'Blusukan Jkw' yang sore ini secara resmi dan terbuka akan kami deklarasikan Bulaksumur untuk kemenangan Jokowi, untuk mendukung dan memilih Jokowi menjadi presiden Indonesia periode kedua tahun 2019-2024," kata Teguh di Resto Batik Kuring, Jakarta Selatan, Sabtu (28/7/2018).
Ganjar Pranowo mengatakan bahwa saat Jokowi memimpin sebagain Presiden RI, apa yang dicanangkan sebagai nawacitanya salah satunya adalah soal infrastruktur.
"Kalau Wali Kota dan Bupati tidak dukung, itu bohong. Menteri Budi dan Basuki pasti akan berat kerjanya," ujarnya.
Baca: Jelang Asian Games, Sudin Sosial Jakarta Barat Lakukan Razia PMKS
Dirinya pun mebeberkan bahwa selama empat tahun menjabat, ada sebanyak sembilan waduk yang dibangun, dan itu dikatakannya karena peran dari Jokowi.
"Namun, Pak Jokowi masih merasa kurang. Kata beliau, 'ini yang mau kita sampaikan, mustinya kita menangkap bahwa neraca dagang defisit, memudahkan birokrasi perizinan investasi, kalau ada yang investasi dan bisa ekspor cepat," pungkasnya.