Pemerintah Diminta Tingkatkan Status Gempa Lombok Jadi Bencana Nasional
Jika penanganan tidak dilakukan secara maksimal, Waketum PAN itu mengatakan akan berdampak pada dunia pariwisata dan masyarakat.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan meminta pemerintah meningkatkan status gempa Lombok menjadi bencana nasional.
Sebab, jumlah ratusan masyarakat yang telah menjadi korban serta banyak infrastruktur dan sarana publik yang rusak, bantuan harus diupayakan secara maksimal.
“Kita melihat pemerintah belum menjadikan gempa Lombok sebagai bencana nasional. Padahal dengan jumlah korban yang mencapai ratusan, dan banyaknya infrastruktur yang rusak, sudah selayaknya musibah ini statusnya menjadi nasional. Ini dalam kaitan agar penanganan yang dilakukan bisa lebih cepat dan maksimal,” kata Taufik dalam keterangan tertulis, Minggu (12/8/2018).
Jika penanganan tidak dilakukan secara maksimal, Waketum PAN itu mengatakan akan berdampak pada dunia pariwisata dan masyarakat.
Baca: Andi Arief Buka Suara Soal Mahar Rp 500 M, Ternyata Infonya dari Tim Kecil Gerindra
Pasalnya, beberapa kawasan di NTB sedang diperkenalkan sebagai destinasi pariwisata halal.
Misalnya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Mandalika. Bahkan, Gili Trawangan pun sudah dikenal luas.
“Kita terus mendorong pemerintah untuk mengupayakan penanganan yang terbaik untuk Lombok. Recovery harus segera dilakukan. Sehingga, secepatnya masyarakat dapat bangkit kembali, dan pariwisata di sana tidak terdampak secara serius, dan tetap bisa mendatangkan wisatawan, khususnya wisatawan mancanegara,” ujar Pimpinan DPR RI Koordinatior Bidang Ekonomi dan Keuangan itu.
Baca: PA 212 Akui Ada Yang Kecewa Prabowo Pilih Sandiaga
Beberapa hari lalu dilaporkan, gempa itu telah merenggut 381 korban jiwa.
Korban luka-luka berjumlah 1.033 orang, terdiri atas 672 orang luka berat dan 361 orang mengalami luka ringan.
Sebanyak 22.721 unit rumah rusak akibat gempa, terdiri atas 9.220 unit rumah rusak berat, 723 unit rumah rusak sedang, dan 12.778 unit rumah rusak ringan.
Sebanyak 270.168 orang harus mengungsi.