Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gempa 6,9 SR di Lombok, Menkes Dorong Ibu Menyusui Tetap Berikan ASI ke Bayi

Menkes Nila mengatakan, ASI merupakan sumber gizi terbaik untuk si kecil dan kandungannya tak tergantikan oleh susu formula

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Gempa 6,9 SR di Lombok, Menkes Dorong Ibu Menyusui Tetap Berikan ASI ke Bayi
Ria Anatasia/Tribunnews.com
Menkes Nila F Moeloek saat menjadi pembicara di acara Pekan ASI di Kantor Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengimbau para ibu menyusui yang menjadi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat tetap memberikan air susu ibu (ASI) untuk sang bayi, terutama yang berusia di bawah dua tahun.

Menkes Nila mengatakan, ASI merupakan sumber gizi terbaik untuk si kecil dan kandungannya tak tergantikan oleh susu formula maupun makanan lainnya.

"Dari usia 0-6 bulan tolong berikan ASI secara eksklusif. Hingga dua tahun kita lanjut ASI ditambah makanan pendamping," kata Menkes Nila saat menjadi pembicara di acara Pekan ASI di Kantor Kemenkes RI, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018).

"Kita ingin generasi kita terhindar dari masalah gizi, pandai dan mandiri. Meski dilanda kesulitan, saya imbau ibu tetap menyusui, itu bisa kurangi stress juga dengan skin-to-skin contact," katanya.

Untuk diketahui, angka cakupan ASI eksklusif di Indonesia baru mencapai 35 persen dari jumlah ibu menyusui. Angka tersebut berada di bawah target WHO sebayak 50 persen.

Menkes Nila menyebutkan beberapa faktor rendahnya pemberian ASI eksklusif, yakni kurangnya informasi pentingnya ASI, fasilitas ruang laktasi yang kurang mumpuni serta gencarnya promosi susu formula.

Berita Rekomendasi

"Kami tak akan bosan mengingatkan pentingnya ASI, perempuan harus dibekali pengetahuan akan hal itu. Untuk promosi susu formula, Kemenkes sudah terapkan peraturan untuk RS bila ASI masuk ke 10 langkah keberhasilan akreditasi. Bila tak dilakukan, tak dapat akreditasi," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas