Pemerintah Disarankan Tetapkan Status Bencana Nasional untuk Gempa Lombok
Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah berlangsung dalam kurun waktu satu bulan terakhir.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) sudah berlangsung dalam kurun waktu satu bulan terakhir. Sudah lebih dari 768 kali gempa dalam berbagai skala. Kondisi masyarakat yang masih trauma dan penuh ketidak pastian memerlukan perhatian ekstra.
Organisasi relawan pendukung Jokowi, Projo menyarankan kepada pemerintah untuk segera menetapkan gempa lombok sebagai bencana nasional. Kini, kondisi sosial masyarakat dipenuhi kecemasan.
"Bag kami, Projo sudah sangat tepat jika pemerintah menetapkan statusnya sebagai Bencana Nasional. Ini sangat diperlukan oleh warga di NTB. Agar kita memberi perhatian lebih lagi terutama menyangkut sosiologi dan psikologi sosial di NTB," Ketua Umum Projo, Budi Arie Setadi, Senin (19/8/2018).
"Banyak warga cemas, was-was, takut, trauma dan penuh ketidak pastian. Dengan ditetapkan oleh Pemerintah sebagai bencana nasional maka banyak pihak atau dunia internasional bisa ikut bergotong royong, berkontribusi untuk mengantisipasi dan memulihkan keadaan di Lombok , " Budi menegaskan.
"Mari kita sama- sama berdoa agar saudara- saudara kita di NTB diberi kekuatan. Dan kita sama- sama bergotong royong membantu untuk meringankan beban saudara- saudara kita di NTB , " pungkas Budi.
Wilayah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, kembali diguncang rentetan gempa, Minggu (19/8/2018).
Dilansir dari kompas.com, Pusat Vulaknologi Mitigasi Bencana Geologi Kementerian ESDM mencatat ada enam kali gempa. Gempa pertama terjadi pukul 11.06 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,4 pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 25 kilometer arah timur laut Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Gempa kedua berlangsung empat menit kemudian atau pukul 11.10 WIB dengan kekuatan gempa mencapai 6 magnitudo pada kedalaman 10 kilometer, berjarak 32 kilometer arah timur laut Lombok Timur.
Kemudian, gempa ketiga terjadi pukuk 21.56 WIB dengan kedalaman 10 kilometer berkekuatan 7 magnitudo. Hanya berselang beberapa menit, gempa kembali terjadi pukul 22.16 WIB dengan kedalaman 10 kilometer berkekuatan magnitudo 5,6.
Disusul gempa kelima pada pukul 22.28 WIB dengan kedalaman 10 km berkekuatan magnitudo 5,8. Gempa keenam berkekuatan magnitudo 5,0 dengan kedalaman 10 kilometer terjadi pukul 23.25 WIB.
Kepala Bidang Gempa Bumi dan Tusnami Badan Geologi Kementrian ESDM, Sri Hidayati mengatakan, gempa itu disebabkan sumber gempa bumi berasosiasi dengan zona pensesaran naik busur belakang (Flores back- arc Thrust) yang berarah relatif barat-timur. Dia menambahkan, seluruh pusat gempa berada di darat.
Kepala Pusat Data Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Sutopo mengatakan sampai saat ini pihaknya belum bisa mendata pasti jumlah korban jiwa dan kerusakan bangunan akibat gempa 7.0 SR Minggu (19/8/2018) malam.
"Korban jiwa dan jumlah kerusakan belum bisa dilakukan pendataan, pertama karena listrik padam di seluruh Lombok kondisi gelap gulita kemudian gempa susulan masih berlangsung," ujar Sutopo seperti dikutip dari Kompastv.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.