Prabowo Sebut Utang Indonesia Tiap Hari Bertambah Rp 1 Triliun
bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mengkiritk perekonomian Indonesia.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Capres Prabowo Subianto menjadi pembicara dalam Seminar Nasional dan Bedah Buku "Paradoks Indonesia".
Acara itu digelar digelar di Ballroom Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Sabtu (1/9/2018).
Prabowo menjadi pembicara kunci dalam acara yang digelar Institut Madani Nusantara tersebut.
Dalam pidato yang disampaikan Prabowo tersebut disiarkan langsung di laman Facebook resminya.
Dilansir Tribun-Video dari akun Facebook Prabowo Subianto, @prabowosubianto, bakal calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto mengkiritk perekonomian Indonesia.
Isi buku itu menampilkan kekayaan alam Indonesia yang belum bisa diolah dengan optimal serta deskripsi tentang masyarakat yang belum sejahtera.
Selain itu, Prabowo juga menyinggung perihal utang negara yang semakin bertambah.
Prabowo menyebutkan, bahwa utang negara setiap tahun kian naik.
Prabowo menyoroti utang Indonesia pada kuartal I 2018 menyentuh Rp 4.227 triliun atau sebesar 29,79 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Bahkan, Prabowo menyebut utang Indonesia kini Rp 1 triliun tiap hari.
"Saudara-saudara utang pemerintahan kita naik terus ya kan, 95 juta orang masih hidup miskin. Utang pemerintah kita naik terus. Sekarang hitungannya Rp 1 triliun tiap hari," ujar mantan Danjen Kopassus ini.
"Ada yang mengatakan tidak ada masalah, tapi para ahli yang mengerti bahwa utang itu mengancam kedaulatan," lanjut Prabowo.
Prabowo melanjutkan pidatonya dan membahas masalah ketimpangan sosial antara si kaya dan si miskin di Indonesia.
Dalam pidatonya tersebut, Prabowo menampilkan data dari Bank Dunia yang menunjukkan bahwa di Indonesia ada 40 orang terkaya yang memiliki kekayaan 584 kali rata-rata orang Indonesia lainnya.
"Pertumbuhan ekonomi tidak naik, Indonesia terancam negara miskin selamanya. Ya bener ada orang Indonesia yang kaya raya. Satu persen menguasai setengah kekayaan, 10 persen terkaya menguasai 75 persen kekayaan Indonesia," ujar Prabowo.
Prabowo juga menambahkan indikator yang menunjukkan ketimpangan sosial memang terjadi di Indonesia.
Indikator yang ia sebutkan yakni masalah stunting anak di Indonesia. Data menununjukkan bahwa 1 dari 3 anak di Indonesia mengalami stunting.
Hal tersebut, menurut Prabowo, disebabkan oleh gizi buruk yang menunjukkan bahwa rakyat Indonesia belum sejahtera.