Menlu RI: Kongo Belajar Pertambangan ke Indonesia
Sejumlah pejabat Tinggi Republik Demokratik Kongo (RDK) melakukan kunjungan ke Indonesia, salah satunya untuk belajar mengenai pertambangan.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Sejumlah pejabat Tinggi Republik Demokratik Kongo (RDK) melakukan kunjungan ke Indonesia, salah satunya untuk belajar mengenai pertambangan.
Dijadwalkan Deputi Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo (DPM RDK) Léonard She Okitundu Lundula beserta delegasinya akan melakukan kunjungan ke beberapa perusahaan tambang pada esok hari.
Baca: Ditangkap Terkait Dugaan Kasus Penyimpangan Seksual, Bos Besar Perusahaan JD.ID Bebas dari Tuduhan
"Dia (pejabat tinggi Kongo) ingin belajar dari Indonesia mengenai mining dan besok mereka akan bertemu dengan PT. Timah, dengan Inalum, dengan WIKA," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di kantor wakil presiden RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (6/9/2018).
Menlu Retno menerangkan kunjungan Kongo ke Indonesia merupakan kunjungan pertama sejak menjalin hubungan kenegaraan 55 tahun silam.
"Seperti yang disampaikan tadi, ini kunjungan yang pertama, kunjungan yang sangat bersejarah. Mereka banyak sekali sumber daya alam dari Mining, dan mereka ingin mengembangkan kerja sama diversifikasi kerja sama," jelas mantan Dubes Indonesia untuk Belanda itu.
Nantinya ujar Retno, Indonesia juga akan mengunjungi Kinshasa (ibukota Kongo) untuk membuka jalan kerja sama infrastruktur.
"Jadi sekali lagi adalah tahapan membuka jalan, besok sudah mulai bicara dengan BUMN Indonesia dan setelah itu kita akan mengirim tim ke Kinshasa (ibukota Kongo) untuk lebih mendetailkan lagi," ungkap Retno.
Deputi Perdana Menteri Republik Demokratik Kongo (DPM RDK) Léonard She Okitundu Lundula mengatakan kedatangan ke Kongo atas undangan Menlu RI.
"Saya datang ke Indonesia atas undangan Menlu Indonesia, agar kita bisa menghangatkan kembali hubungan diplomatik kedua negara. Kita berbagi sejarah yang sama karena pada 1955 Indonesia telah menginisiasi KAA dan itu sangat menginspirasi Republik demokratik kongo untuk memerdekakan diri dan berjuang merdeka dari penjajah," jelas Leonard.