14 Tahun Kematian Munir, Istri: Saya Harus Optimis di Atas Rasa Sakit
Suciwati sedikit tertawa ketika ditanya perasaannya ketika tahu dalang pembunuhan suaminya belum juga tertangkap saat bangun pagi ini
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktifis Hak Asasi Manusia Munir Said Thalib dibunuh dengan racun arsenik dalam pesawat menuju Belanda tepat 14 tahun lalu pada 7 September 2004.
Istrinya, Suciwati sedikit tertawa ketika ditanya perasaannya ketika tahu dalang pembunuhan suaminya belum juga tertangkap saat bangun pagi ini, Jumat (7/9/2018).
"Nggak usah cerita soal sakit dan sebagainya, kalau buat saya. Saya sih harus tetap optimis di atas rasa kesakitan itu. Karena ini untuk kepentingan orang banyak juga," tegas Suciwati usai konferensi pers 14 Tahun Terbunuhnya Munir di kantor KontraS, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Ia menyatakan tidak akan pernah diam menyuarakan pengungkapan dalang pembunuh suaminya.
Menurutnya, kalau dalang pembunuh suaminya bisa terungkap maka hal itu akan menyelamatkan banyak orang.
Suci juga mengatakan kalau dalang pembunuh suaminya dihukum maka akan memberikan faktor jera kepada orang-orang yang menyalahgunakan kekuasaan.
Menurutnya, masih banyak kejanggalan-kejanggalan dalam proses penyelasaian kasus pembunuhan suaminya sampai sekarang yang tidak ditindaklanjuti jaksa dan hakim.
Ia memberi contoh terkait mantan terdakwa kasus pembunuhan suaminya yang juga Deputi V Badan Intelejen Negara Muchdi Purwopranjono.
"Misalnya, pasport Muchdi kenapa pakai pasport hijau, sementara dia bilang dapat tugas dari pihak BIN ke luar negeri. Kan nggak bisa, harusnya kan pakai pasport biru kalau dia pejabat negara. Kalau hijau kan itu pribadi," kata Suci.
Pekan depan, Suci bersama beberapa rekannya dari KontraS akan menemui Kepala Bareskrim Polri Irjen (Pol) Arief Sulistyanto.
Suci ingin memastikan keseriusan Arief untuk melaksanakan perintah Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait penelitian ulang terhadap kasus pembunuhan Munir.
"Semoga Pak Arief bukan menjadi orang yang berbeda ketika dia sudah menjabat sebagi Kabareskrim, terus tiba-tiba ada birokrasi yang mungkin membuat dia jadi ewuh pakewuh, tapi saya harap tidak," kata Suci.
Ia pun menilai baik kinerja Arief ketika dulu menangani salah seorang mantan terdakwa dalam kasus pembunuhan suaminya, Muchdi.
"Karena dia dulu termasuk yang memimpin penangkapan Muchdi waktu ditangkap di kelapa dua," kata Suci.
Dikutip dari Kompas.com, Sebagai Arief menilai pengungkapan dalang di balik pembunuhan Munir merupakan hal yang sulit.
"Menyidik untuk membuktikan aktor itu tak mudah. Sehingga kami harus mencari alat bukti yang betul. Fakta hukum yang harus bicara," ujar Arief saat dijumpai di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.