Kemendikbud Gandeng Schneider Electric Dirikan Pusat Keunggulan Listrik dan Energi Terbarukan
Fokus pelatihannya adalah pada bidang manajemen energi, otomatisasi bangunan, otomatisasi industri, instalasi bangunan, dan energi terbarukan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Schneider Electric (perusahaan global dalam transformasi digital pengelolaan energi dan transformasi) dalam mendirikan Pusat Keunggulan Bidang Kelistrikan, Otomasi, dan Energi Terbarukan.
Pusat keunggulan tersebut diluncurkan oleh Staf Ahli Mendikbud Bidang Inovasi dan Daya Saing, Ananto Kusuma Seta, di Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (P4TK BMTI), Cimahi, Jawa Barat, Kamis (13/9).
“Peluncuran ini merupakan program aksi tindak lanjut perjanjian kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan Kementerian Pendidikan Nasional, Pendidikan Tinggi dan Riset Perancis, Schneider Electric Foundation Perancis, dan PT. Schneider Indonesia, sebagai wujud revitalisasi SMK dalam mendukung pengembangan kelistrikan nasional serta mendukung agenda making Indonesia 4.0,” ujar Ananto, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/9/2018).
Baca: Kronologi Turis Asal Norwegia Diperkosa Karyawan Vila di Bali, Berawal dari Minta Hidupkan Shower
Pusat Keunggulan ini menjadi tempat pelatihan pelatih (Training of Trainers – ToT) bagi para guru dan tenaga kependidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang programnya dirancang sesuai standar internasional dan menghubungkan akademik dengan kebutuhan dan penerapan di dunia industri.
Fokus pelatihannya adalah pada bidang manajemen energi, otomatisasi bangunan, otomatisasi industri, instalasi bangunan, dan energi terbarukan.
Sebanyak 240 guru dan kepala laboratorium SMK akan mendapatkan pelatihan dan menargetkan 10.800 siswa SMK siap kerja dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.
Tenaga pelatih akan dipimpin oleh ahli kelistrikan Perancis. Adapun kurikulum pelatihan akan diintegrasikan ke dalam Standar Kompetensi Nasional Indonesia.
Sebelum mengikuti pelatihan, kata Ananto, guru mengikuti seleksi dengan kriteria, pertama guru yang mengajar bidang kelistrikan, otomasi, dan energi terbarukan; kedua, memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
“Guru-guru tersebut juga dilihat kemampuan bahasa Inggris-nya, jangan sampai ketika dilatih tidak bisa menyerap pelajaran karena tidak mampu melakukan komunikasi dengan baik. Kemudian juga seleksi dilihat pada karakter guru tersebut,” jelas dia.
Tidak hanya memberikan pelatihan, Schneider Electric dan Kemendikbud juga akan merevitalisasi fasilitas laboratorium secara bertahap di 184 SMK di seluruh Indonesia hingga tahun 2022.
Guru dan tenaga kependidikan yang telah dilatih akan kembali ke SMK masing-masing untuk melatih para siswanya dengan peralatan dan kurikulum yang sama dengan yang diperoleh di pusat keunggulan.
“Revitalisasi sekolah menengah kejuruan di bidang peningkatan kualitas dan persaingan sumber daya, sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden No.9 Tahun 2016, menjadi aspek penting untuk menciptakan dan menyiapkan tenaga kerja muda yang terampil dalam merebut peluang industri 4.0 dan menghadapi persaingan tenaga kerja global,” terang Ananto.
Baca: Makanan Ini Ampuh Cegah Kanker Payudara
Pada kesempatan ini, Deputy Head of Mission, Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia, Charles-Henry Bros Seau, mengatakan Pusat Keunggulan Kementerian Pendidikan Perancis adalah model kemitraan publik-swasta dan kerjasama internasional untuk pendidikan kejuruan dan teknis.
"Melalui kemitraan ini, Perancis dan Schneider Foundation serta Schneider Indonesia berkontribusi terhadap masa depan generasi muda, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Kami senang dapat semakin memperkuat kemitraan kami dengan Indonesia melalui pengembangan kompetensi guru kejuruan dan untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dari sistem pendidikan kejuruan terbaik di Perancis,” kata Charles.
Chief Marketing Officer Global Schneider Electric Chris Leong yang hadir saat peluncuran sebagai perwakilan dari Schneider Electric Foundation, mengungkapkan kegembiraannya pada peresmian pusat keunggulan di Indonesia.
“Sebagai perusahaan global yang fokus pada pengembangan keahlian ketenagalistrikan, Schneider Electric memiliki target untuk melatih hingga 1 (satu) juta orang di seluruh dunia pada 2025. Kami bangga membawa pusat keunggulan ini ke Indonesia dan membuktikan komitmen kami yang berkelanjutan dalam pengembangan keahlian lokal, terutama di bidang-bidang baru yang menjadi penting di sektor energi,” kata Chris Leong.
Hadir dalam peresmian Pusat Keunggulan tersebut, Staf Ahli Bidang Inovasi dan Daya Saing Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Ananto Kusuma Seta; Chief Marketing Officer Global Schneider Electric, Chris Leong sebagai perwakilan dari Schneider Electric Foundation; Country President Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly; Deputy Head of Mission Embassy of France, Charles-Henri Brosseau sebagai perwakilan Duta Besar Perancis untuk Indonesia; dan Attachee French Embassy - Head of Education Office, Emilienne Banet; dan para pejabat di lingkungan Direktorat Pembinaan SMK, dan Ditjen Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud, serta para guru dan kepala SMK yang akan terlibat dalam program ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.