Awas Calo CPNS, Disebut-sebut Pasang Tarif Puluhan Juta Rupiah
Dana yang harus dibayarkan juga tidak tanggung-tanggung, yakni, sebesar Rp 75 juta.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjadi Aparatur Sipil Negara merupakan keinginan setiap warga negara di Indonesia. Jutaan pencari kerja akan bertarung untuk mendapatkan kursi di pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Tidak terkecuali bagi Nanda (28) yang melamar sebagai tenaga guru. Dia mengaku tertarik karena pada seleksi CPNS 2018, banyak lowongan yang tersedia baginya.
"Tenaga pendidikan kan tahun ini lagi banyak, jadi ya coba peruntungan aja lah," ujarnya kepada Tribun di Jakarta, Rabu (19/9/2018).
Baca: Begini Alur Pendaftaran Seleksi CPNS 2018 via SSCN BKN
Lulusan Magister pendidikan itu kemudian menceritakan bahwa terdapat seorang teman yang menawarkan jasa calo CPNS kepadanya. Bahkan memastikan hingga bisa masuk ke formasi yang dituju.
Dana yang harus dibayarkan juga tidak tanggung-tanggung, yakni, sebesar Rp 75 juta.
Namun, pembayaran akan dilakukan apabila yang bersangkutan sudah diterima menjadi ASN. Sementara untuk uang sepakat seharga Rp 5 juta di awal.
"Jadi ada teman nawarin jasa, katanya sih dari orang pusat. Rp 75 juta pasti jadi. Bayarnya belakangan kalau sudah jadi PNS. Sekolahin SK nanti ke Bank," tuturnya.
"Untuk dilolosinnya, kita kirim nomor lolos administrasi gitu deh. Terus nanti di follow-up sama dia," lanjut Nanda.
Karo Humas Badan Kepegawaian Negara, Mohammad Ridwan meminta kepada masyarakat untuk hati-hati akan tawaran tersebut.
Sudah dapat dipastikan, kata dia, jasa calo hanya untuk menipu.
"Enggak ada. Itu pasti nipu. Sudah tidak mungkin. Sistem kita ketat. Kalaupun ada, kemungkinannya kecil sekali," jelas dia saat dihubungi.
Setidaknya, urai dia, harus ada tiga tahap yang harus ditembus oleh para calo. Tahap satu, administrasi di instansi yang dituju pelamar, tahap dua, proses seleksi di BKN dan terakhir, tes lain yang juga diterapkan secara online.
Belum lagi, lanjutnya, tim seleksi yang tidak hanya berasal dari BKN saja, karena juga ada anggota dari lembaga negara lain yang bergabung.
"Untuk orang dalam BKN sendiri saja susah kok. Adik ipar saya saja enggak lolos CPNS kemarin. Padahal saya orang BKN. Sulit lah. Kemungkinan itu, kecil sekali," ucapnya.