Penyaluran Bantuan ke Palu dan Donggala Terkendala Sulitnya Akses Darat, Laut dan Udara
Namun, pagi tadi pesawat tidak bisa mendarat di Palu dan akhirnya turun di Makassar dan perjalanan disambung dengan helikopter Super Puma.
Editor: Hasanudin Aco
"Radiogram dari Menteri Dalam Negeri sudah dikeluarkan meminta gubernur segera menetapkan darurat bencana. Akan kita bentuk organisasi tanggap darurat, sampai saat ini belum terbentuk," katanya.
Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI melakukan pemetaan dampak gempa, memastikan listrik segera menyala lagi dan bahan bakar tersedia di Kota Palu dan Donggala.
Adapun Kementerian Komunikasi dan Informatika sedang berupaya melancarkan kembali layanan telekomunikasi. Kementerian Sosial, kata Sutopo, sudah menurunkan tim Tanggap Bencana (Tagana) dan mengirimkan logistik meski belum bisa menembus Palu dan Donggala.
Kementerian Kesehatan membuka pusat kesehatan bersama Dinas Kesehatan setempat, serta mengirimkan "buffer stock" obat dari Makassar menuju lokasi terdampak gempa dan tsunami.
"NGO-NGO kemanusian saya rasa juga sudah banyak yang bergerak membantu ke sana. Yang sekarang dibutuhkan segera memulihkan kembali aliran listrik, komunikasi, makanan siap saji, tambahan personel SAR, tenda, terpal, selimut, makanan bayi, dan seterusnya," ujar Sutopo.
Ia menuturkan, banyak warga mengungsi di luar rumah sesuai saran tim SAR karena gempa susulan masih terjadi.
Mereka disarankan mengungsi di jalan, lapangan, dan tempat yang jauh dari tebing rawan longsor, jauh dari sambungan udara tegangan ekstra tinggi atau tiang-tiang listrik serta baliho.
"Yang dirawat di rumah sakit pun semua masih di luar ruangan karena ditakutkan terjadi gempa susulan," kata dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyaluran Bantuan ke Palu dan Donggala Terkendala Kesulitan Akses"