Sesmenpora: Putusan PSSI Kurang Mendidik
Motonya PSSI itu kan profesional bermartabat, artinya kalau profesional itu harus ada hitung-hitungan, harus ada indikatornya,
Penulis: Reza Deni
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca meninggalnya suporter Persija Jakarta, Haringga Sirila, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) lewat Ketua Umum Edy Rahmayadi resmi memberhentikan sementara kompetisi Liga 1 dalam batas waktu yang belum ditentukan.
Pernyataan tersebut disoroti pula oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora).
Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora), Gatot S Dewa Broto menilai apa yang diputuskan Edy merupakan putusan yang kurang mendidik.
"Motonya PSSI itu kan profesional bermartabat, artinya kalau profesional itu harus ada hitung-hitungan, harus ada indikatornya," ujarnya di Gado-Gado Boplo Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9/2018).
Pemberhentian sementara kompetisi mau seminggu, dua minggu, tiga minggu, dikatakan Gatot, bertujuan supaya klub bisa berhitung di segala segmentasi.
"Berhitung kepada investor, sponsor, dan kepentingan lainnya," katanya.
Namun, Gatot menambahkan, jika kompetisi diberhentikan sementara tetapi dalam waktu yang belum ditentukan, para klub dan stakeholder yang lainnya merasa diambang yang tak tentu.
"Ibaratnya kalau orang pacaran statusnya digantung kan enggak suka juga," kata Gatot.
Sebelumnya, pada Selasa (25/9/2018) Menpora Imam Nahrowi meminta PSSI untuk memberhentikan kompetisi Liga 1 selama dua pekan.
"Pemerintah telah mendapat laporan dari berbagai pihak. BOPI juga sudah mebuat pernyataan sikap kemarin sore. Pemerintah meminta liga sepak bola indonesia diberhentikan sementara selama dua minggu," ujar Imam Nahrowi di Gedung Kemenpora.
Politisi asal Bangkalan itu menyebut sepakbola seharusnya bisa menjadi wadah pemersatu bukan memecah belah bangsa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.