Empat Hari Setelah Gempa di Palu, Ketersediaan Listrik Baru 20 Persen
Pemulihan kembali listrik di Lombok tersebut terhalang oleh kerusakan pada travo pada Interbus Transformer (IBT) atau alat pendistribusian listrik.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Empat hari setelah terjadinya gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ketersediaan listrik di lokasi tersebut baru mencapai 20 persen.
Baca: Mabes Polri Kirim Kapal yang Mampu Olah Air Laut Jadi Air Tawar
Kondisi tersebut dipastikan oleh Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvie Rukman Felienty usai melakukan rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
“(Kondisi kelistrikan baru) 20 persen yang recofer (pemulihan),” kata Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvie Rukman Felienty di kantor Kemenko Martitim, Jakarta Pusat, Selasa (2/10/2018).
Pemulihan kembali listrik di Lombok tersebut terhalang oleh kerusakan pada travo pada Interbus Transformer (IBT) atau alat pendistribusian listrik.
Saat ini yang berfungsi hanya IBT yang menyalurkan 150 KV sedangkan yang mengalirkan 70 KV mengalami gangguan dan saat ini sedang dilakukan pengecekan.
"Baru dua gardu yang bisa masuk. Jadi di 150 kv sih aman yang gak aman ini tuh di gardu gardu 70 kv. Ini lagi dicek sama teman teman," tutur Syofvie.
Untuk menunjang pasokan listrik PLN akan mengirimkan 90 unit genset ke Palu dan Donggala yang pengirimannya akan dioptimalkan via laut, darat, maupun udara.
"Hari ini rencananya 70 unit tapi kan bertahap ya kemarin kan sudah diberangkatkan dari minggu ya sudah berangkatkan pakai Pelita Air, pake Roro, besok hercules dari tni kita berangkatkan dari halim," papar Syofvie.
Sebelumnya, gempa bumi bermagnitudo 7,4 skala richter mengguncang wilayah provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat sore, 28 September lalu.
Gempa tersebut kemudian mengakibatkan tsunami setinggi hingga 2 meter yang menyebabkan korban tewas semakin banyak karena mereka tidak hanya tertimpa reruntuhan bangunan, namun juga tersapu derasnya air laut.
Dari informasi yang diperoleh BNPB di lapangan, hari ini sudah ada 1234 korban ditemukan meninggal dunia, kemudian 799 orang mengalami luka berat, serta 99 orang dinyatakan hilang.