Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Panggilan Kemanusiaan, MRI Jakarta Raya Berangkat Menuju Palu

Gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala Jumat (28/9) malam masih menyisakan suasana mencekam

Editor: Content Writer

Kabar tentang duka gempa dan tsunami dari Palu-Donggala, tak berhenti memanggil. Gempa bumi dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala Jumat (28/9) malam masih menyisakan suasana mencekam dan duka mendalam.

Belum sepekan, jumlah korban tewas mencapai 1.234 jiwa. Panggilan kemanusiaan pun disampaikan ke seluruh anak negeri.

Salah satu jawaban datang dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Jakarta Raya. Segenap tim relawan MRI asal Jakarta menyahuti panggilan kemanusiaan. Tim bergegas berangkat menuju Palu, Ibukota Sulawesi Tengah.

Keriuhan tampak sejak pagi di Sekretariat MRI Jakarta Raya, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Selasa (2/10) sejumlah relawan berkumpul dan melakukan briefing singkat sebelum akhirnya diberangkatkan ke lokasi bencana di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah. Tiket sudah dipegang, amanah besar sudah dipanggul dipundak, segala perbekalan dan alat-alat pelindung diri disiapkan.

Selasa (2/10) petang, total sebanyak 10 relawan MRI Jakarta Raya tahap pertama, terbang menuju Makassar, dari Bandara Soekarno Hatta. Makassar jadi titik poin pertama, sebelum perjalanan berlanjut dengan semua moda transportasi yang memungkinkan menuju ke Kota Palu.

Tommy Tirta, selaku Koordinator Lapangan Tim MRI Jakarta Raya mengatakan, tim yang dipimpinnya untuk berangkat ke Palu, punya misi penyelamatan dan penyaluran bantuan tenaga medis.

“Sejumlah relawan berlatar belakang rescuer dan tenaga medis profesional. Tujuh di antaranya adalah rescuer berpengalaman, sedangkan tiga lainnya adalah tenaga medis yang terdiri dari dua orang bidan dan seorang paramedis terlatih,” jelasnya.

Berita Rekomendasi

Diketahui, sampai hari keempat pascagempa, Selasa (2/10), masih banyak jenazah korban tsunami dan gempa yang belum ditemukan. Apalagi, laporan orang hilang dan korban luka berat juga mencapai ratusan. Kebutuhan anggota penyelamat dan tenaga medis masih sangat dibutuhkan.

“Tugas utama kami, melakukan evakuasi korban dan tindakan medis yang sifatnya darurat. Kami berharap keberadaan kami di lokasi bencana dapat mempercepat proses evakuasi jenazah yang masih belum dipindahkan dari pinggir jalan, pesisir pantai, dan reruntuhan,” ujar Tommy.

Beberapa waktu lalu, Tim ACT yang pertama kali tiba di Palu menceritakan, ratusan jenazah masih dibiarkan begitu saja di halaman parkir beberapa rumah sakit. Hal ini terjadi karena minimnya tenaga relawan dan kantong jenazah yang terbatas.

“Bagaimana pun juga, kami akan berusaha tetap memanusiakan jenazah, sampai ke penguburan, Insya Allah,” ujar Tommy.

Relawan terpilih MRI Jakarta Raya

Hani Hanifah, Sekretaris Umum MRI Jakarta Raya menjelaskan, relawan asal Jakarta yang dikirimkan MRI adalah relawan terpilih. “Sepuluh orang relawan yang sore ini kami kirim adalah yang terbaik dari yang terbaik. Teman-teman relawan yang sudah berpengalaman di bidangnya, hampir seluruhnya sudah pernah terjun ke daerah bencana, seperti Lombok, Papua, Aceh, dan Yogyakarta,” ujarnya.

Berbekal pengalaman dan kemampuan teman-teman relawan, Hani berharap Tim MRI Jakarta Raya dapat menyalurkan tekad dan semangat jiwa kerelawanan yang sudah tumbuh dan menyatu dengan diri mereka.

“Yang bertugas mengobati dapat mengobati, yang bertugas sebagai penyelamat dapat menyelamatkan. Dengan izin Allah tentunya,” ucap Hani Hanifah, yang mengantar teman-teman relawan sampai ke depan pintu masuk Terminal 1, Bandara Soekarno-Hatta.

Hani menambahkan, kemampuan dan kebolehan yang tersalurkan di lokasi bencana, dapat menjadi bekal seumur hidup bagi para relawan MRI Jakarta Raya.

“Mereka yang diterjunkan langsung di lokasi bencana dapat terus mengasah insting dan ketangkasan untuk menolong sesama. Kelak, bekal tersebut dapat diteruskan ke rekan-rekan relawan lainnya, agar terus terpanggil untuk melakukan pengabdian bagi masyarakat luas. Baik di lokasi bencana, lokasi terdampak konflik kemanusiaan, atau bahkan di kehidupan sehari-hari,” harapnya.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas