Jubir Prabowo-Sandi: Jokowi Juga Pernah Kecolongan Angkat Arcandra Jadi Menteri
"Saya tanya lagi sekarang dulu waktu Jokowi angkat Arcandra Tahar memvalidasi engga? Memverifikasi engga? Teliti dan cermat engga?," kata Andre.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo-Sandi, Andre Rosiade berkomentar keras terkait penyataan sekretaris Jenderal PSI yang menyebut Prabowo Subianto tidak cermat dan teliti karena mudah percaya kepada Ratna Sarumpaet yang mengaku dianiaya.
Menurut Andre setiap orang tidak akan luput dari kesalahan.
Bahkan menurut Andre, Joko Widodo ( Jokowi) juga pernah tidak cermat karena mengangkat Arcandra Tahar sebagai menteri ESDM, padahal berkewarganegaraan Amerika serikat.
"Saya tanya lagi sekarang dulu waktu Jokowi angkat Arcandra Tahar memvalidasi engga? Memverifikasi engga? Teliti dan cermat engga?" kata Andre, Kamis, (4/10/2018).
Padahal menurut Andre, Jokowi memiliki sejumlah perangkat negara yang memiliki kemampuan dan teknologi untuk melakukan verifikasi.
Baca: Andre Rosiade Kecewa Ratna Berbohong kepada Prabowo
Jokowi sebagai presiden memiliki BIN, TNI, Kemenlu, Imigrasi, dan lainnya untuk memeriksa kewarganegaraan Arcandra Tahar sebelum diangkat sebagai Menteri ESDM.
"Kok tiba tiba ngangkat warga negara Amerika sebagai menteri ESDM, haruanya aple to aple, Prabowo tidak punya tim perangkat negara seperti pak Jokowi,"
Menurut Andre bila Jokowi yang memiliki perangkat negara bisa kecolongan, apalagi Prabowo. Bedanya lagi menurut Andre, Prabowo dengan penuh tanggungjawab meminta maaf kepada masyarakat Indonesia karena mempercayai pengakuan Ratna.
"Jokowi minta maaf engga? pak Prabowo konpers minta maaf, Jokowi engga, malah nyuruh Pratikno (Mensesneg)," katanya.
Sebelumnya Arcandra Tahar menjadi menteri tersingakt di Indonesia.
Pengangkatan arcandra pada 27 Juli 2016 menuai kontrovensi.
Arcandra disebut memiliki dwi kenegaraan yakni Amerika,yang tidak berlaku di Indonesia. Arcandra yang menggantikan Sudriman Said tersebut kemudian diberhentikan pada 15 Agusutus 2016.
Sebelumnya Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengatakan apabila Prabowo merupakan pemimpin sejati seharusnya cermat dan teliti terhadap setiap informasi atau keputusan yang dibuat. Prabowo tidak boleh emosional, tempramental, dan grasak grusuk,
"Bila Prabowo benar-benar pemimpin sejati. Pemimpin yang teliti, cermat, detail, tidak grasa-grusu, emosional dan tempramental. Negara sangat beresiko dipimpin oleh pemimpin emosional dan tempramental," kata Toni.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.