Pengamat: Polisi Harus Memproses Elite Politik yang Terlibat Hoaks Ratna Sarumpaet
Selain itu, lanjut dia, Polri sebaiknya segera melakukan proses hukum kepada semua pihak-pihak yang terlibat.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
Hal itu disampaikannya melalui konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V Nomor 24, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Sambil menetaskan air mata dan terisak Ratna mengakui bahwa dirinya mendatangi Rumah Sakit Bedah Bina Estetika di Menteng, Jakarta Pusat pada tanggal 21 September 2018, tanggal yang diklaim Ratna terjadi penganiayaan kepada dirinya di Bandung.
“Waktu itu saya mendatangi rumah sakit khusus bedah dan mendatangi dokter khusus bedah bernama Sidik Setya Miharja untuk melakukan operasi sedot lemak di pipi kiri saya,” jelasnya.
Ratna kemudian mendapati wajahnya mengalami lebam usai operasi itu pada tanggal 22 September 2018.
Dan pada saat itu juga dia mengaku melakukan kebodohan.
“Dokter bilang itu biasa kemudian saya pulang menemui anak saya dan saya melakukan kebohongan dengan mengatakan bahwa saya mengalami penganiayaan, dan informasi itu dikorek terus hingga seminggu kemudian,” jelasnya.
Ratna mengaku terus menciptakan kebohongan bahkan kepada tokoh terkenal yang membelanya seperti Fadli Zon, Prabowo Subianto hingga Amien Rais.
Hingga akhirnya ia pada Selasa (2/10/2018) malam ia memutuskan untuk jujur kepada semua pihak.
“Saya semalam melakukan salat istikharah dan akhirnya tadi pagi saya panggil anak saya dan saya ceritakan semuanya sebenarnya,” tegas Ratna.
Ratna pun meminta maaf kepada semua pihak termasuk kepada Prabowo dan Amien Rais yang terus membelanya.
Ia juga meminta maaf kepada lawan-lawannya yang memanfaatkan momentum ini untuk menyerangnya.
“Saya meminta maaf kepada semuanya, termasuk kepada lawan-lawan yang biasa saya kritik yang kini berbalik kepada saya, sekarang saya harus mengakui sebagai pencipta hoaks terbaik,” pungkasnya.(*)