Pushidrosal Terjunkan Kapal Survei Tercanggih KRI Spica Survei ke Sulteng
Kapal jenis Bantu Hidro-oseanografi (BHO) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini telah tiba di perairan Palu, Sabtu (6/10/2018) sore
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menerjunkan kapal survei tercanggih KRI Spica-934, untuk melaksanakan survei dan pemetaan perairan Teluk Palu pasca gempa dan tsunami yang melanda Palu dan Donggala beberapa waktu lalu.
Kapal jenis Bantu Hidro-oseanografi (BHO) dengan komandan Letkol Laut (P) Hengky Iriawan, S.T. ini telah tiba di perairan Palu, Sabtu (6/10/2018) sore.
Kapal tersebut digunakan untuk bahu membahu mengumpulkan data-data hidro-oseanografi dengan Tim survei Tanggap Darurat Pushidrosal yang telah di berangkatkan sebelumnya.
Baca: Kemenkominfo-Pushidrosal Kerjasama dalam Penataan Kabel Telekomunikasi Bawah Laut
KRI Spica akan memperkuat Tim Unit Tanggap Darurat yang telah berada di Palu, juga bergabung dengan Satgas TNI AL untuk penaggulangan korban gempa Palu.
Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, mengatakan kapal survei tercanggih Pushidrosal yang beroperasi sejak tahun 2015 ini dilengkapi Multibeam Echousounder laut dalam, Side Scan Sonar, serta Remotely Operated Vehicle (ROV).
Selain itu juga dilengkapi peralatan Autonomous Underwater Vehicle (AUV) yang berfungsi melaksanakan pencitraan bawah laut sampai dengan kedalaman 1.000 meter.
Ia juga menyebut pasca gempa Palu dan Donggala, Pushidrosal telah menerjunkan dua tim yaitu Tim Tanggap Darurat yang diberangkatkan sehari setelah kejadian gempa terjadi dan dan kapal Survei KRI Spica-934.
“Hal ini merupakan salah satu wujud sumbangsih teknologi yang dimiliki Pushidrosal serta misi kemanusiaan ” ujar Harjo, dalam keterangannya, Senin (8/10/2018).
Kedua Tim survei tersebut melaksanakan pemeruman area Teluk Palu atau sekitar alur pelabuhan. Untuk kontur yang dalam dilaksanakan oleh KRI Spica-934, sementara untuk kontur yang dangkal akan koordinasikan dengan Tim Unit Tanggap Darurat atau Unit Pesisir.
“Dua tim tersebut diterjunkan guna memberikan jaminan keamanan dan keselamatan Navigasi di alur masuk pelabuhan, perairan pelabuhan sehingga pasokan bantuan kemanusian, kesehatan juga pengiriman alat berat lewat laut dapat berjalan dengan lancar dan aman, sehingga operasi kegiatan kemanusiaan dapat berjalan optimal," tegasnya.
Lebih lanjut, kata dia, Pushidrosal akan melakukan survei dan pemetaan hidro-oseanografi di alur pelabuhan, perairan pelabuhan dan mencari pantai alternatif untuk pendaratan LST juga akan melakukan survei untuk pembaharuan peta laut di perairan Palu.
"Serta data yang diperoleh akan disiapkan untuk pembuatan peta tematik mitigasi bencana gempa untuk memberikan informasi kepada pemerintah dan masyarakat dalam upaya mengurangi dampak gempa," pungkasnya.