Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Mardani Sebut Prabowo dan Kopassus Taklukkan Everest? Ini Faktanya

Pada Eksepedisi Indonesia Everest '97, prajurit Kopassus Asmujiono-lah yang berhasil menginjakkan kaki di puncak tertinggi di dunia tersebut.

Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Benarkah Mardani Sebut Prabowo dan Kopassus Taklukkan Everest? Ini Faktanya
IST
Asmujiono saat menggapai puncak Everest 

Sedikit demi sedikit, Muji mulai mendekati titik tripod tempat bendera ditancapkan.

Hanya satu meter sebelumnya, "Mendadak pinggang saya nyeri karena kurang minum. Tapi syukurlah, saya masih punya kekuatan menancapkan bendera," cerita Muji yang langsung menangis terharu.

Baca: Samsung Luncurkan A9, Ponsel Empat Kamera Pertama di Dunia

Kenekatan Muji berikutnya, membuka masker oksigen, kacamata, dan sarung tangan serta mengenakan baret merah.

Tindakan itu sebetulnya amat berbahaya karena oksigen amat tipis dan suhu yang jauh di bawah titik beku.

Alasan Muji, "Saya ingin punya bukti dokumentasi gambar jelas. Jangan sampai sudah mempertaruhkan nyawa, nanti buktinya disangsikan.

Pokoknya, saya ingin tampang saya jelas saat difoto atau direkam video."

Menurut Muji, dirinya terpilih sebagai anggota tim karena kondisi fisiknya yang prima. Bujangan asal Malang (Jatim) ini juga kerap menjuarai lomba lari araton, nasional maupun internasional.

BERITA REKOMENDASI

"Sebagai anak petani di desa, naik turun gunung sudah biasa saya lakukan waktu kecil. Bahkan saya berangkat ke sekolah dengan berlari," kenang Muji yang bercita-cita mengulang pendakian dari jalur Utara.

Makan Leci Hangat

Sedianya, Sertu Misirin-lah yang direncanakan mengibarkan bendera. Namun, pada ketinggian 8.823 meter, Misirin sudah setengah sadar.

"Pandangan saya gelap, enggak melihat apa-apa. Samar-samar cuma saya dengar suara Muji yang mendahului saya," kisah pria asal Ponorogo (Jatim) ini.

Oleh pelatih pun, Misirin diminta turun. "Tapi saya teringat kata-kata Lettu Iwan, 'Mati pun, kita siap. Ingat kejayaan bangsamu saat naik, dan ingat keluargamu saat turun'," lanjutnya.


Semangat Misirin kembali terpacu.

Setelah istirahat sejenak dan makan permen untuk memasok energi, "Saya pelan-pelan maju lagi sambil terus berdoa. Malu rasanya kalau saya pulang gagal."

Halaman
1234
Sumber: Intisari
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas