Pembatalan Kenaikan BBM Jadi ''Noda Hitam'' pada Pertemuan IMf-Bank Dunia 2018
Fitrah mengkhawatirkan situasi ini membawa sinyal buruk bagi investasi di Indonesia.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ekonomi UI, Fitrah Faisal Hastadi menyoroti buruknya komunikasi antar kementerian dibawah Presiden Jokowi hingga terjadi penundaan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium beberapa waktu lalu.
"Ini menunjukkan jeleknya komunikasi antar kementerian. Terlebih lagi IMF sedang ada disini, di Bali," ucap Fitrah, dalam diskusi bertema : BBM dan situasi Kita, Sabtu (13/10/2018) di Cikini, Jakarta Pusat.
Fitrah mengkhawatirkan situasi ini membawa sinyal buruk bagi investasi di Indonesia.
Menurut Fitrah adanya miskoordinasi di pemerintahan bisa membuat para investor berpikir ulang untuk berinvestasi di tanah air.
"Ini sinyal buruk, ada noda hitam miskordinasi di momentum IMF. Investor lihat bagaimana mau berinvestasi kalai pemerintahnya saja miskoordinasi," tegasnya.
Diketahui Pemerintah batal menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Di awal pemerintah mengumumkan harga Premium naik 7% menjadi Rp7.000 per liter, namun langsung dibatalkan di hari yang sama.