Buya Syafi'i Maarif: Perpecahan di Arab Jangan Dibawa ke Sini, Itu Sangat Berbahaya
Buya Syafii Ma'arif mengingatkan semua pihak agar tidak menggunakan agama untuk politik.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Buya Syafi'i Maarif mengingatkan semua pihak agar tidak menggunakan agama untuk politik.
Hal itu disampaikannya saat bertemu dengan Calon Wakil Presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, di Sleman, Senin (15/10/2018).
"Agama memang tidak bisa dipisahkan dengan politik, tapi semestinya agama menjadi panduan moral politik," kata Buya Syafi'i.
Mantan Ketua Umum Muhammadiyah ini menegaskan, agama bukan kendaraan politik.
Justru, politik yang menjadi kendaraan moral.
Baca: Ratna Sarumpaet Lebih Banyak Diam selama Ditahanan
Ia juga menyebut, hal itu belum terjadi di Indonesia.
Buya Syafii khawatir pengalaman pahit negara lain akan terjadi di Indonesia bila agama dijadikan alat politik.
"Tapi dalam kenyataan kita beginilah. Kalau enggak begitu, negara Arab enggak hancur seperti itu. Kan, politik agama luar biasa itu, jangan dibawa ke sini," ungkap Syafii.
"Perpecahan Arab jangan dibawa ke sini. Itu sangat berbahaya. Dan di sini juga ada pembelinya, kalau mereka enggak paham, mereka beli ide-ide khilafah, ISIS, itu kan enggak sehat. Masa peradaban yang jatuh mau dibawa ke sini, bodoh namanya," sambungnya.
Untuk itu, ia berpesan agar Pilpres ke depan berlangsung damai.
Buya Syafi'i meminta hujatan tidak ditanggapi dengan saling menghujat satu sama lain.
"Harus damai, harus damai. Kalau seumpamanya ada yang menghujat sepihak, yang lain lebih-lebih kalem," jelas Buya Syafi'i.