Karding Cium Kejanggalan Soal Peluru Nyasar Di Gedung DPR
Ia mengungkapkan sejumlah hal mulai dari kekuatan senjata yang digunakan dalam menembak, mengingat jarak lapangan tembak Senayan dengan DPR jaraknya
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR RI, Abdul Kadir Karding mengatakan masih ada sejumlah kejanggalan dalam insiden penembakan gedung DPR RI.
Meski sejumlah hal sudah mulai diungkap oleh kepolisian, namun nyatanya dugaan peluru nyasar itu tidak membuat publik mereda.
Menurut Karding, sejumlah pertanyaan publik banyak yang belum terjawab oleh pihak kepolisian.
Ia mengungkapkan sejumlah hal mulai dari kekuatan senjata yang digunakan dalam menembak, mengingat jarak lapangan tembak Senayan dengan DPR jaraknya dikisaran 300 meter.
Kemudian, lanjut Karding, jumlah peluru yang ditemukan sendiri saat ini yang telah dikonfirmasi 5 butir, sedangkan 1 butir lainnya masih diidentifikasi.
Jumlah yang tidak sedikit untuk hitungan peluru nyasar.
"Itu dia coba kita beri ruang kepada mereka (kepolisian - Red) untuk menjawab pertanyaan publik," kata Karding di kawasan Pakubuwono, Jakarta Selatan, Kamis (18/10/2018).
Pasca kejadian itu, ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengaku khawatir saat hendak berada di komplek Parlemen.
Untuk itu, ia meminta sistem keamanan di gedung DPR juga harus diperbaiki secara keseluruhan.
Namun, ia tidak mendukung adanya pemasangan kaca anti peluru di lingkungan gedung DPR.
Baca: Soal Pemindahan Lapangan Tembak Senayan, Polri Bilang Perlu Kajian Mendalam
"Sistem keamanan dan pengaman di DPR menurut saya memang harus standarnya bagus, tapi bukan berarti saya setuju ada kaca anti peluru tetapi lebih komperhensif, menyeluruh," ungkap Karding.
Diketahui, pada Senin (15/10/2018) sekitar pukul 14.30 WIB, masyarakat digegerkan dengan kasus "peluru nyasar" di Gedung DPR, Jakarta Pusat.
Peluru mengenai dua ruangan, yaitu ruangan 1313 milik anggota Fraksi Golkar, Bambang Heri Purnomo, dan ruangan 1601 milik anggota Fraksi Gerindra, Wenny Warouw.
Keduanya merupakan anggota Komisi III DPR. Tak ada korban dalam kasus ini.
Meski demikian, peluru yang menembus tembok lantai 13 dan 16 gedung tersebut nyaris mengenai kepala seorang staf gedung.
Sedangkan, pada Rabu (17/10/2018) ada dua lubang yang kembali ditemukan di ruang kerja anggota DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Satu lubang ditemukan di tembok ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Demokrat, Vivi Sumantri Jayabaya, ruang 1008, lantai 10, Gedung Nusantara I.
Satu lubang lagi ditemukan di ruang kerja anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Totok Daryanto, di ruang 2003, lantai 20.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.