Pengamat: Realistis Sikap PAN Lebih Fokus Raup Kursi DPR Ketimbang Berjuang Menangkan Prabowo-Sandi
Menurut dia, ada kekhawatiran dari PAN, kalau fokus pada Pilpres hanya akan menaikan pamor partai Gerindra.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Realistis sikap Partai Amanat Nasional (PAN) lebih mementingkan mengejar kursi DPR, ketimbang berjuang untuk memenangkan calon presiden dan wakil presiden nomor 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Hal itu disampaikan Pengamat politik Universitas Jenderal Achmad Yani, Arlan Siddha kepada Tribunnews.com, Jumat (19/10/2018).
"Jika Sikap PAN yang lebih fokus pada pemilihan legislatif menurut saya realistis pernyataan pimpinan PAN," ujar Arlan Siddha.
Karena dia menjelaskan, pemilu 2019 kali ini memang akan sedikit dilematis bagaimana tidak pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dilakukan secara serentak.
Ini artinya perlu strategi khusus untuk memenangkan perhelatan politik ini.
Disisi lain, lanjut dia, partai harus memenangkan kursi legislatif, sekaligus harus memenangkan palon Capres dan Wapres.
"Bagi partai yang kadernya diusung menjadi capres tentu akan menguntungkan namun sebaliknya," jelasnya.
Baca: Kubu Jokowi Kritik Timses Sandi Tidak Berikan Data Akurat Soal Izin Kapal Nelayan
Menurut dia, ada kekhawatiran dari PAN, kalau fokus pada Pilpres hanya akan menaikan pamor partai Gerindra. Karena Prabowo dan Sandi merupakan kader Gerindra.
"Saya rasa wajar jika kekhawatiran tersebut muncul," ucapnya.
Dia juga melihat, strategi lebih fokus meraup banyak kursi di DPR akan juga menaikkan posisi tawar PAN pada Pemilu 2024.
"Jika PAN bisa meraup banyak suara di legislatif maka bargaining partai pada 2024 akan besar," jelasnya.
Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengakui partainya lebih fokus untuk memenangi pemilu legislatif ketimbang pemilu presiden 2019.
Eddy menjelaskan, saat PAN memutuskan mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres, seluruh kader yang hadir dalam Rapat Kerja Nasional menyambutnya dengan gembira.
Namun, hanya berselang beberapa hari kemudian, banyak kader PAN menyadari bahwa eksistensi partainya akan tergerus karena tak mempunyai tokoh yang diusung di Pilpres.
"Saya menerima WhatsApp, SMS, wah ternyata yang kita pilih itu bukan kader. Kalau kita sekarang keluar teriak-teriak Pak Prabowo, yang dapat angin positifnya Gerindra, bukan PAN," kata Eddy saat menjadi narasumber dalam rilis survei PolMark Indonesia, di Jakarta, Kamis (18/10/2018).