BPIP: Konsep Ketahanan Harus Diubah Jadi Kedaulatan
Hariyono mengatakan untuk memperkuat kemandirian dan juga kedaulatan bangsa, harus dilakukan secara cermat.
Penulis: Reza Deni
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Plt Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyoroti perhelatan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) yang baru saja digelar di Bali beberapa waktu yang lalu dalam kacamata Pancasila.
Seperti diketahui, dalam catatan sejarah, Indonesia pada 1965 di bawah pemerintahan Ir Soekarno pernah keluar dari IMF meski pada 1967 kembali bergabung.
"Sekarang kita tidak bisa memposisikan diri di era globalisasi ini secara konfrontatif dengan IMF," kata Hariyono di Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (19/10/2018).
Dalam kondisi semacam ini, dikatakan Haryono, dibutuhkan pergerakan dengan cara menekankan pada akar kedaulatan dan kemandirian bangsa.
Baca: Guru SMAN 4 Kupang Tiba-tiba Dianiaya Orang Tua Murid saat Mengajar di Ruang Kelas
"Kalau akar kemandirian dan kedaulatan ini semakin lemah, kita melawan, itu justru menimbulkan posisi yang tidak menguntungkan diri kita sebagai negara," tambahnya.
Hariyono melanjutkan untuk memperkuat kemandirian dan juga kedaulatan bangsa, harus dilakukan secara cermat.
"Konsep-konsep ketahanan, semisal ketahanan pangan, ketahanan yang lain, itu harus diubah jadi kedaulatan. Kalau yang dipakai ketahanan, impor pun bisa membuat bertahan, tapi kalau kedaulatan tidak," tambahnya.
Sehingga, menurutnya, ketika akar ekonomi itu belum kuat, maka saat melakukan perlawanan, Indonesia ataupun negara-negara yang belum solid akan mudah terombang-ambing.
"Integritas diperlukan agar bangsa kita tidak dimanfaatkan oleh bangsa lain di era globalisasi seperti saat ini," ujar dia.