Ini Dia 5 Tradisi Haji di Beberapa Daerah Indonesia
Pada tahun 2017 lalu, Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan telah melakukan penelitian tradisi haji di beberapa daerah Indonesia
Editor: Content Writer
Pada tahun 2017 lalu, Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan telah melakukan penelitian tradisi haji di beberapa daerah Indonesia.
Menariknya, masing-masing daerah memiliki keunikan saat menyambut ibadah haji. Seperti apakah tradisinya?
Tradisi Masyarakat Jeneponto
Dalam menjalankan ibadah haji, masyarakat Jeneponto memiliki beberapa tradisi yaitu, menentukan hari baik dalam setiap langkah prosesi haji, melaksanakan manasik khusus untuk individu dan keluarga, pemberian amplop saat acara walimah safar.
Adapun pembacaan Barzanji beberapa hari sebelum berangkat,mengantar calon haji ke embarkasi, pembacaan Barzanji setiap malam jumat setelah keberangkatan, dan penyematan atribut saat kepulangan.
Tradisi Masyarakat Deli Serdang
Di Deli Serdang, tradisi untuk melakukan berbagai kegiatan di masyarakat hanya ada satu, yaitu tradisi tepung tawar.
Tradisi tepung tawar seperti walimah safar, menjadi sarana pamitan calon jamaah dengan handai taulan dan sarana pertemuan untuk saling meminta maaf
Tradisi Masyarakat Banjar
Pelaksanaan tradisi ibadah haji pada masyarakat Banjar dilakukan tiga kali, yakni sebelum berangkat, saat haji dan setelah tiba dari naik haji.
Sebelum berangkat haji, calon jemaah haji biasanya menggelar pesta atau selamatan dengan mengundang semua sanak famili, tetangga, dan ulama dalam sebuah doa bersama.
Tujuan melaksanakan prosesi dalam tiap tradisi tidak lain adalah untuk memohon keselamatan bagi yang pergi selama dalam perjalanan sampai kembali, dan dipertemukan kembali dengan anggota keluarganya, serta ketika dalam melaksanakan ibadah haji tidak ada gangguan-gangguan yang menghambat perjalanan ibadah mereka.
Tradisi Masyarakat Madura
Bentuk tradisi haji yang di-kembangkan meliputi Selametan, Argi Tangi, Ran dhe Telo, penga-jian, konvoi pengantaran dan penjemputan.
Menurut perkiraan, biaya prosesi tradisi haji bisa mencapai lebih dari biaya ongkos haji. Namun demikian, para calon jamaah haji tidak keberatan untuk mengeluarkan biaya dalam jumlah besar.
Hal ini disebabkan sekembali di kampung halaman, gelar haji yang disandangnya akan memberi insentif sosial yang tinggi, seperti meningkatnya status sosial, penghargaan dan pengakuan sosial, serta pemberian kepercayaan dari masyarakat.
Tradisi di Jawa Barat
Pada saat sebelum berangkat, menjelang keberangkatannya ke tanah suci, calon jamaah haji dari Jawa Barat akan mengadakan acara Walimatus Safar, melakukan ziarah kubur, serta memberikan “uang saku” atau “uang sedekah”.
Kemudian dilanjutkan ritual Mandi Ruqyah atau mandi daun Bidara, yang biasanya banyak dilakukan oleh calon jemaah haji khususnya di wilayah Cirebon dan Indramayu. (*)