Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hoaks Ratna Sarumpaet, TKN Jokowi-Ma'ruf Amin Sebut Rakyat Sudah Makin Melek Informasi

"Kami tidak kaget dengan hasil survei tersebut, memang rakyat Indonesia makin melek informasi," kata Ridlwan

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Hoaks Ratna Sarumpaet, TKN Jokowi-Ma'ruf Amin Sebut Rakyat Sudah Makin Melek Informasi
Istimewa
Ridlwan Habib dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki di KPU malam ini, Jumat (21/9/2018) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin menanggapi Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA terkait elektabilitas kedua pasangan capres-cawapres pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet.

LSI Denny JA mengungkap efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Baca: Elite Demokrat: Efek Negatif Hoaks Ratna Sarumpaet Ke Prabowo-Sandi Tak akan Lama

"Kami tidak kaget dengan hasil survei tersebut, memang rakyat Indonesia makin melek informasi dan tahu mana koalisi yang lebih jujur dan mana koalisi yang berbohong ," ujar anggota Gugus Informasi TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ridlwan Habib kepada Tribunnews.com, Selasa (23/10/2018).

Apalagi menurut Ridlwan, kasus kebohongan Ratna Sarumpaet menjadi perhatian publik karena disebarluaskan oleh Koalisi Prabowo-Sandi.

"Bahkan pak Prabowo sendiri yang menyampaikan dalam jumpa pers langsung di depan televisi nasional, " kata Ridlwan.

Melalui hasil survei Denny JA, kata dia, makin terlihat masyarakat Indonesia semakin cerdas memilah informasi.

Berita Rekomendasi

Apalagi di era media sosial yang menjangkau pedesaan.

"Beberapa waktu lalu saya ke desa di Jawa Tengah, kasus Ratna dibincangkan di warung - warung. Di Medan, lapo-lapo juga masih membahas kasus itu, " kata alumni S2 Intelijen Universitas Indonesia tersebut.

Yang jelas, Ridlwan menegaskan, bagi Koalisi Jokowi politik harus dilandasi kejujuran dan ketulusan.

"Indonesia hanya bisa maju kalau dipimpin orang orang yang jujur dan ikhlas. Pak Jokowi selalu wanti wanti agar kita sebarkan data yang benar dan valid, " ujar Ridlwan.

Dia berharap penegak hukum profesional dal kasus Ratna Sarumpaet.

"Jangan hanya berhenti di Ratna, namun juga semua pihak yang terlibat mempersiapkan dan menyiarkan kebohongan juga harus diperiksa polisi," ucapnya.

Peneliti LSI Denny JA, Ikrama Masloman memaparkan bahwa efek dari kasus hoaks Ratna Sarumpaet berimbas kepada sentimen negatif bagi pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

"Sebanyak 17,9 persen responden memilih lebih tidak mendukung Prabowo-Sandi, sementara 11,6 persen lebih mendukung, 49,8 persen mengtakan sama saja, dan 20,7 persen menjawab tidak tahu," ujar Ikrama di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Selasa (23/10/2018).

Ikrama melanjutkan, bagi kubu Jokowi-Ma'ruf, kasus hoaks Ratna Sarumpaet memberikan sentimen positif.

"Persentasenya sebanyak 25 persen lebih mendukung Jokowi-Ma'ruf, 48,8 persen tetap mendukung, 6,6 persen lebih tidak mendukung, dan 19,6 persen tidak tahu," tambahnya.

Adapun hoaks baik itu Ratna Sarumpaet ataupun hoaks yang lain, dikatakan Ikrama, tidak disukai oleh masyarakat.

"Sebesar 75 persen publik menyatakan kekhawatiran mereka terkait hoaks secara umum, dan untuk kasus Ratna Sarumpaet, terbukti sebanyak 89,5 persen responden menyatakan tidak suka," pungkasnya.

Atas hal itu pula, Ikrama Masloman menyatakan pasangan Jokowi-Ma'ruf masih unggul ketimbang pasangan Prabowo-Sandiaga.

"Pada survei Oktober 2018, Jokowi-Ma'ruf memeroleh presentase 57,7 persen, sementara Prabowo-Sandiaga 28,6 persen," ujarnya.

Hasil tersebut, dikatakan Ikrama, sejalan dengan tren dukungan bagi keduanya, meskipun tidak terlalu siginifikan

"Tren dukungan pasangan Jokowi-Ma'ruf meningkat 4,5 persen dari bulan September sebesar 53,2 persen," tambahnya

Sementara bagi pasangan Prabowo-Sandiaga, dikatakan Ikrama, pasca kasus hoaks Ratna Sarumpaet, tren dukungan cenderung menurun.

Baca: Empat Tahun Jokowi Memimpin Pertumbuhan Ekonomi Semakin Berkualitas

"Ada penurunan 0,6 persen dari bulan September sebesar 29,2 persen," tambahnya.

Survei LSI Denny JA ini menggunakan metode multistage random sampling dengan margin of error sebesar +/- 2,9 persen yang dilaksanakan pada 10-19 Oktober 2018 di seluruh Indonesia dengan responden 1.200 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas